Mohon tunggu...
Agustini Sri Redjeki
Agustini Sri Redjeki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

ibu-ibu yang seneng nulis ,dengerin musik dan pendengar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Proses Melahirkan yang Aku Syukuri

1 Juni 2022   11:03 Diperbarui: 1 Juni 2022   11:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seringkali saya membaca dan mendengar di media sosial maupun teman-teman di sekeliling saya, yang saling mendjuge bahwa jenis melahirkan normal lebih baik dari melahirkan caesar, dan begitupula sebaliknya.

Meskipun secara medis ada plus minus dari masing-masing melahirkan tersebut, namun menurut saya apapun pilhannya tergantung yang menjalaninya, dan tentunya ada saran dari Dokter yang menanganinya.

Di tahun 2007,  dua bulan setelah pernikahan, saya diberi kepercayaan dari ALLAH SWT dengan sebuah kehamilan. Sebagai calon ibu baru di awal pernikahan, saya mempunyai pemikiran bahwa saya harus melahirkan secara normal dan ditangani oleh bidan perempuan. 

Jadi saat itu saya kontrol ke dokter spesialis kebidanan di sebuah Rumah sakit dan juga bidan yang ada di daerah saya, dengan maksud kalau memang sudah saatnya saya melahirkan saya bisa langsung ke bidan. Tetapi manusia hanya bisa  berencana, ALLAH SWT yang berkehendak.

Saat usia kandungan sudah 9 bulan, melahirkan lah saya dengan proses normal, tetapi saat sang bayi keluar tanpa ada tangisan membuat semua panik, sehingga dilarikanlah bayi laki-laki saya ke sebuah RS besar yang saat itu yang mempunyai alat yang memang dibutuhkan, karena menurut informasi yang saya terima, anak saya tertelan ketuban yang cukup parah.

Dan setelah 9 hari dalam inkubator dengan segala macam alat yang dipasang di tubuh dan kepalanya, tanpa saya pernah mengendong dan menyusuinya, akhirnya ALLAH SWT kembali mengambilnya.

Kembali setelah 6 bulan dari kehamilan pertama, saya akhirnya hamil kembali, namun hanya 2 minggu janin yang ada di rahim ini bertahan, saya mengalami keguguran, dan harus dilakukan kiret.

Akhirnya pada tahun 2009, Allah SWT kasih saya kepercayaan lagi, kehamilan ketiga dengan memberi bayi laki-laki di rahim saya. Saya berusaha untuk bisa lahir normal, dan dokter yang menagani saya juga mensupport saya dengan memberikan berbagai treatment agar bisa lahir normal, mulai dari suntik agar mules, dipasang balon, olahraga agar merangsang bayi cepat keluar, tapi ternyata pembukaan yang diharapkan tidak juga terjadi, maka diputuskan untuk dilakukan caesar. Dan Alhamdulillahnya, anak laki-laki saya sekarang sudah berusia 12 tahun.

Kemudian Pada tahun 2011, Kembali ALLAH SWT kasih kepercayaan pada saya, dengan kehamilan keempat, dikarenakan history melahirkan saya, maka Dokter langsung menyarankan untuk caesar, dan saat ini anak perempuan saya sudah berusia 11 tahun.

Dan yang luar biasanya lagi, setelah beberapa tahun lewat, di tahun 2021, setelah masa pandemi mulai berakhir, ALLAH SWT kasih saya kepercayaan kembali dengan kehamilan kelima, antara kaget dan bersyukur , di usia yang tak lagi muda hehe, dapat rezeki lagi. Namun kembali lagi saya di uji, sebulan setelah pemeriksaan janin, dokter mulai curiga dengan keadaan janin yang ada di rahim saya, karena saya mengeluh di perut sering terasa sakit dan sering keluar darah, dan ternyata, saya hamil diluar kandungan atau disebut kehamilan ektopik, dimana sel telur yang telah dibuahi berada di luar rahim bukan pada tempatnya di dalam rahim. Sehingga menurut Dokter dapat membahayakan ibunya sehingga harus segera dilakukan tindakan operasi pengangkatan calon janin, dan proses operasinya hampir mirip dengan caesar.

MasyaALLAH ya perempuan-perempuan hebat, Dengan semua kejadian ini saya merasa bersyukur sekali dengan semua yang terjadi, karena saya yakin dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun