Mohon tunggu...
wulanindri
wulanindri Mohon Tunggu... Administrasi - agustin

Pengangguran bahagia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pohon Petai Beda Musim Berbuah, Wanginya hingga Air Seni

14 Februari 2022   13:29 Diperbarui: 14 Februari 2022   13:45 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pohon petai / dokpri

Pohon petai atau pete tumbuh tinggi dan berbuah setelah tumbuh besar, daun nya kecil kecil berwarna hijau, bunganya bulat berwarna kuning yang seterusnya akan jadi buah petai yang bentuknya panjang panjang dan bijinya hijau hijau, dari yang lunak berair tumbuh hingga keras dan pulen, dari kulit ari berwarna putih tumbuh hingga kulit ari biji yang berwarna coklat matang. Wangi nya khas sekali, bau menyengat sampai ke air seni.

Sayuran yang satu ini rasanya unik sekali dan enak kalau dijadikan tambahan masakan penggunaan nya cukup beberapa biji saja jika untuk tambahan masakan. Namun yang sudah coba buah petai biasanya ada efek ketagihan, apalagi jika dijadikan lalaban tidak cukup satu biji, satu papan bahkan lima papan atau lebih.

Btw lima papan petai dengan ukuran pendek dipasaran harganya sepuluh ribu rupiah, sementara lima buah papan petai yang panjang dan besar harganya dua puluh ribu di pasaran. Cara panen petai yang umumnya berbuah setelah pohonnya tinggi harus manjat pohon dan pakai bambu untuk mengambil petai petai yang sulit di jangkau.

Ada tempat tempat yang pohon petai nya sudah berbuah dan ada yang belum, tidak bersamaan. Jangka waktu dari panen hingga berbuah lagi juga cukup lama.

Pohon petai yang masih muda daunnya berwarna hijau muda sementara pohon petai yang sudah tua warna daunnya hijau tua entah beda jenis atau bukan tapi begitulah berdasarkan hasil pengamatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun