Meyem beda dengan peyem. Meyem lebih ke tekhik untuk mempercepat pematangan buah. Sementara peyem kita kenal peyem sampeu, peyem ketan hitam, identik dengan hasil dari proses pelunakan makanan yang menghasilkan cairan asam biasanya menggunakan bantuan ragi.
Meyem sawo sendiri merupakan teknik untuk mempercepat pematangan buah sawo yang sudah tua. Karena kebanyakan buah sawo tidak masak semua dipohonnya, matang nya tidak bersamaan kalaupun ada yang masak kadang kita berebutan dengan hewan yang biasa terbang mengelilingi pohon ini saat malam. Hewan kelelawar, atau kalong atau lalai (bhs. Sunda) nyatanya mampu mencium bau buah sawo yang matang dipohonnya. Kadang menghabiskan setengahnya kadang hanya mencakar dan menggigitnya. Buah sawo yang ada bekas kelelawarnya banyak yang kemudian berjatuhan ketanah.
Untuk itu sebelum habis buah sawo kita menjadi sasaran hewan kelelawar ada baiknya kita memetiknya setelah sawo kita nampak berukuran besar dan berwarna sawo matang mulus meskipun belum lunak.
Untuk memanfaatkan buah sawo yang sudah besar -besar kita bisa memetiknya langsung dari pohonnya, sawo yang sudah kita kumpulkan biasanya masih dipenuhi kulit lama yang berwarna coklat tua sebelum bersih dan berubah jadi coklat terang sehingga dapat kita cuci dulu dengan menggunakan alat pembersih peralatan dapur yang terbuat dari tembaga. Sawo yang sudah kita cuci bersih dapat kita keringkan di bawah sinar matahari. Lalu membungkusnya dengan lap bersih untuk di peyem selama beberapa hari. Untuk meyem buah-buahan sendiri ada yang menggunakan bantuan batu karbit, bahan dengan bau yang menyengat serupa bubuk mesiu yang sering digunakan untuk membuat ledakan saat beberapa hari menuju lebaran idul fitri pada lodong yang terbuat dari bambu atau pada cubluk yang terbuat dari tanah masih sering saya lihat digunakan untuk mematangkan buah kesemek.
Biasanya bau buah sawo akan tercium jika sudah masak. Sawo yang matang juicy berair dan rasanya manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H