Tanggal 26 Oktober adalah pertemuan ke-7 olimpisme. Dalam pertemuan kali ini, Om Jay berhalangan hadir sehingga Pak Andhos menggantikan beliau untuk mengajar olimpisme di kelas kami. Karena materi pertemuan ke-7 sudah dibahas di pertemuan sebelumnya, Pak Andhos membahas materi pertemuan ke-8 yang bertemakan PERUBAHAN.
Apa yang terpikir oleh Anda ketika mendengar kata berubah/perubahan? Perubahan bermakna sesuatu yang berbeda terjadi. Perubahan berkaitan dengan fisik dan psikologi. Perubahan dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa atau perubahan ulat menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu adalah contoh perubahan fisik. Dalam perubahan fisik terdapat pergeseran atau metamorfosa. Perubahan lainnya yaitu perubahan psikologi berkaitan dengan perilaku seseorang. Perubahan tersebut bisa dari buruk menjadi baik dan sebaliknya. Perubahan psikologis terjadi karena ada keinginan/keengganan, beban/susah/stress, tantangan.
Pak Andhos kemudian memperlihatkan sebuah video. Di video tersebut ada seorang pengemis buta yang duduk menunggu belas kasihan orang lain. Di samping pengemis tersebut terdapat tulisan “I am blind. Please help me.” Kemudian seorang wanita berjalan melewati pengemis tersebut. Ia melihat tulisan tersebut dan mengganti tulisan tersebut. Setelah tulisan tersebut diganti, banyak orang yang memberikan uang recehannya kepada pengemis tersebut. Apa yang ditulis oleh wanita tersebut? “It’s beautiful day but I can’t see.” Dari video tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa kata yang berbeda juga memiliki efek yang berbeda. Kata-kata yang ditulis oleh wanita tersebut dapat menarik simpati orang karena lebih indah dan tidak sekedar meminta bantuan seperti tulisan sebelumnya.
Perubahan terjadi secara global dan menyeluruh/mendunia di berbagai sektor.
- Sektor ekonomi -> pasar global, informasi sebagai komoditi, kompetisi, privatisasi.
- Teknologi -> miniaturisasi, digitalisasi, otomatisasi, aplikasi, perkembangan basis data
- Politik -> demokratisasi, tekanan negara maju, kekuasaan negara vs individu
- Sosial budaya -> nila-nilai bermasyarakat, budaya global, peran informasi menentukan
Selain dari sektor-sektor yang disebutkan di atas, perubahan yang paling dapat memengaruhi sektor-sektor lainnya adalah alam. Perubahan alam mengakibatkan adanya suatu seleksi alam sehingga tiap individu atau tiap makhluk hidup harus memiliki kemampuan beradaptasi. Dinosaurus tidak memiliki kemampuan beradaptasi sehingga dinosaurus telah punah jutaan tahun yang lalu. Berbeda dengan kecoa. Meskipun kecoa memiliki tubuh yang sangat kecil dibandingkan dinosaurus, kecoa memiliki kemampuan beradaptasi sehingga kecoa masih bertahan hidup sampai saat ini. Jadi, yang tidak mampu beradaptasi akan punah dan yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup. Kemampuan beradaptasi dalam proses perubahan merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat bertahan, baik di lingkungan alam maupun dalam persaingan di era globalisasi.
Melihat pentingnya kemampuan beradaptasi, perubahan itu pasti dan harus diantisipasi. Perubahan terjadi setiap saat pada setiap aspek kehidupan dan berlangsung secara alamiah. Perubahan bersifat pasti dan tidak bisa dihindari atau ditolak, hanya dapat disikapi dan diantisipasi. Setiap perubahan akan berdampak positif (adanya peluang peluang) baru sekaligus dampak negatif (tekanan, kehilangan, tersingkir) pada tatanan yang ada.
Untuk menyikapi perubahan, kita harus memiliki suatu pandangan yang mendasar. Pandangan mendasar untuk menyikapi perubahan adalah:
- Kekuatan otak (brain power) kini lebih berperan daripada kekuatan otot (brute power)
- Sumber daya ekonomi tidak lagi muncul dari kekayaan alam tetapi dari kekayaan pola pikir
- Sebenernya tidak ada negara atau perusahaan yang bangkrut, yang ada adalah tersingkir atau kalah bersaing
- Know more kini lebih berperan daripada have more.
Dari pandangan mendasar tersebut, kita harus siap untuk menyikapi perubahan karena perubahan adalah sebuah tuntutan. Perubahan terus terjadi sehingga kita tidak boleh lengah dan harus selalu siap untuk menyikapi perubahan. Michael Hammer berpendapat bahwa “Kalau kita merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan.”
Dalam menghadapi perubahan, sikap yang dilakukan oleh manusia adalah:
- Antisipatif : kesadaran diri, direncanakan dengan baik, orientasi jangka panjang, lebih nyaman, hasil yang dicapai maksimal
- Reaktif : respon spontan karena tuntutan, perencanaan mendadak, orientasi jangka panjang, stress, hasil yang dicapai minimal-optimal
- Terpaksa (situasi kritis) : terpaksa dilakukan, manajemen krisis, orientasi penyelamatan, chaos/depresi, hasil yang dicapai minimal
Sikap yang antisipatif dalam menghadapi perubahan akan menghasilkan hasil yang maksimal. Untuk itu, diperlukan semangat yang dapat menanamkan semangat untuk selalu berubah. Semangat tersebut adalah semangat olimpisme. Nilai yang terkandung dalam olimpisme mampu membentuk manusia sebagai pembelajar, sehingga senantiasa siap dalam menghadapi perubahan. Nilai-nilai tersebut adalah visioner (tujuan jangka panjang), peaceful (kedamaian), no discrimination (tidak diskriminatif), mutual understanding (saling memahami), friendship (persahabatan), solidarity (solidaritas), fair play (kejujuran, adil, wajar), excellence (keunggulan), fun (kesenangan), respect (menghargai), human development (pengembangan diri), leadership (kepemimpinan), motivation (semangat, pantang menyerang), dan team work (kerjasama, sinergi). Lebih lanjut, motto olimpiade merupakan kriteria manusia pembelajar yang sukses. Citius (makin cepat dalam beradaptasi), Altius (makin tinggi dalam beradaptasi), Fortius (makin kuat dalam daya juang).
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, olimpisme dapat membangun semangat perubahan dan mendorong seseorang untuk bersikap antisipatif dalam menghadapi perubahan. Semangat perubahan harus dibangun karena perubahan adalah suatu tuntutan dan sesuatu yang pasti terjadi. Jadi, marilah dari sekarang kita melakukan perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Vision without action is merely a dream. Action without vision, just passes the time. Vision wih action make us change and be the winner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H