Sikap-sikapprofesional(kejujuran, adil, respek, keunggulan).
Pola hubungan lebih formal, satu arah dan otokratis.
Pola hubungan informal (persahabatan, saling memahami, kedamaian, leadership)
“Sukses” » “Hasil/Prestasi Belajar”
“Sukses” » “HasilPrestasi/Karya Total”
Menekankan “Hard Skill”
Menekankan pada “Soft skill”
Dari fakta-fakta tersebut, terdapat dampak yang ditimbulkan terhadap SDM di Indonesia yaitu:
- Kompetensi SDM Indonesia kurang kompetitif pada berbagai sektor, baik pada sekala regional maupun internasional.
- SDM Indonesia tidak memiliki sikap profesional, kurang memiliki daya juang dan moral-moral mulia seperti kejujuran,saling menghargai & sportifitas.
- SDM Indonesia kurang siap memenuhi kebutuhan industri/usaha yang saat ini terus berkembang begitu pesat.
- Kondisi ekonomi Indonesia akan makin terpuruk, pada berbagai aspek,baik pada sekala mikro maupun makro.
Melihat dampak yang ditimbulkan, kita sebagai calon pelaku pendidikan harus dapat menciptkan lingkungan pendidikan yang kondusif. Apa itu lingkungan pendidikan yang kondusif? Menurut Peter F. Drucker, adanya lingkungan pendidikan yang kondusif (memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan diri secara utuh baik hard skill maupun soft skillnya) merupakan prasyarat mutlak, untuk menghadapi globalisasi.
Upaya mengurangi jurang pemisah antara hasil pendidikan dengan tuntutan lingkungan eksternal yaitu:
1. Mensinkronkan arah pendidikan (secara makro/mikro) sesuai kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan lingkungan eksternal, dengan penyusunan kurikulum yang relevan dengan kehidupan yang lebih riil, melalui :
-Pembekalan kepada siswa kompetensi SDM yang relevan (hard sklill + soft skill)
-Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras dengan perubahan yang makin cepat
-Pengembangan daya kreatif dan inovatif siswa agar mampu menyikapi situasi & sumberdaya yang makin terbatas
-Pembiasaan diri dalam lingkungan global dan multi budaya (keterbukaan, interaksi andragogi)