Mohon tunggu...
Agustina k purba
Agustina k purba Mohon Tunggu... -

Hidup adalah Kasih, lakukanlah segala sesuatu dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tentang "Obat" di Batas Negeriku #Nusantara Sehat

6 Juni 2016   13:07 Diperbarui: 6 Juni 2016   15:30 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   [caption caption="Informasi obat"][/caption] Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Itu yang sering kusampaikan setiap kali bertemu dengan warga yang siap mendengar penyuluhan kami tentang bagaimana menggunakan obat yang tepat dan benar. Sehingga masyarakat dapat menggunakan obat secara rasional. Banyak cerita dan keluh dari warga yang kami dengar selama acara ini berlangsung. Nama kegiatannya CBIA (Cara Belajar Insan/Ibu Aktif). Jadi, kami mengumpulkan ibu-ibu di setiap dusun untuk berdiskusi tentang obat. Mengapa kami memilih ibu-ibu? Sebab ibulah yang lebih berperan dalam memperhatikan segala yang dikonsumsi oleh anggota keluarga, termasuk obat.

Para ibu antusias untuk menghadiri pertemuan ini. Suara mereka yang cukup keras, membangkitkan suasana diskusi di sore ini. Kami melakukannya setelah ibadah pada hari Minggu sebab hanya di hari Minggu para ibu ini tidak pergi ke kebun. Jadi, kesempatan ini kami gunakan untuk mengajak mereka berkumpul. Mereka mengatakan bahwa mereka sering tertipu oleh merek dagang yang berbeda sementara fungsi obatnya sama. Jadi, dalam kegiatan ini kami berdiskusi bersama bagaimana cara memilih obat yang tepat dan benar, cara pengunaanya, dosisnya, berapa lama obat diminum, cara penyimpanan, dan banyak lagi. 

Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat yang sering membeli obat di warung atau apotik tidak melakukan swamedikasi yang salah. Pengobatan sendiri (self medication) merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit sebelum mereka memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Lebih dari 60% masyarakat mempraktikkan self-medication ini, dan 80% di antaranya mengandalkan obat modern. Apabila dilakukan dengan benar, self medication merupakan sumbangan yang sangat besar bagi pemerintah, terutama dalam pemeliharaan kesehatan secara nasional. Untuk melakukan self-medication secara benar, masyarakat mutlak memerlukan informasi yang jelas dan dapat dipercaya. Dengan demikian, penentuan jenis dan jumlah obat yang diperlukan harus berdasarkan kerasionalan. 

Setelah banyak menjelaskan tentang obat, akhirnya ada seorang ibu yang mengatakan bahwa ia mengonsumsi obat nazam melebihi dosis yang dianjurkan. Nazam adalah nama obat yang sering masyarakat konsumsi. Mereka mengonsumsi obat ini ketika merasa kelelahan setelah pulang kerja, sebanyak 6-8 tablet. Nazam isinya paracetamol 500 mg. Hanya saja produk ini dari negara tetangga. Para ibu-ibu tertawa terbahak-bahak ketika saya sampaikan dosis yang sebenarnya. Nazam diminum juga beserta dexamethasone. Kalau di sini masyarakat menyebutnya pil abok. Jadi kalau ibu-ibu dan bapak-bapak sepulang dari kebun merasa lelah, mereka membeli pil ini untuk menghilangkan rasa lelah dan letih. Demikian pengakuan mereka.

Dexamethason adalah obat keras yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter/tenaga kesehatan. Obat ini memiliki label berbentuk yang diberi lingkaran warna merah dan hitam. Kami menjelaskan efek-efek yang akan timbul jika mengonsumsi obat ini secara terus-menerus. Saya sudah menemukan korbannya,. Ibu tersebut mengaku sering mengonsumsi obat tersebut. Ia mengatakan bahwa wajah dan kakinya odem. Ini adalah salah satu akibat mengonsumsi dexamethasone tanpa resep dokter atau tenaga kesehatan. Selain dexamethasone masyarakat di sini juga mengonsumsi tetraxiclin, yang digunakan jika mereka sedang batuk dan jika mengalami luka di bagian tubuh. Kedua obat ini beredar bebas di warung-warung? Padahal, kita thau bahwa DEXAMTHASON dan TETRACYCLINE adalah obat Keras

Banyak waktu yang kami habiskan dalam menyampaikan kebenaran tentang obat. Kami banyak mendengar dan menerima keluhan para ibu-ibu ini tentang obat. Sebelum pulang, kami juga memberikan stiker tentang penggunaan obat agar mereka menempelnya di rumah. Jadi, stiker tersebut sudah menjelaskan waktu minum obat yang benar, obat yang dapat dikonsumsi bebas, dan obat yang tidak dapat dikonsumsi secara bebas, cara penyimpanan, cara menggunakannya, obat apa saja yang harus dihabiskan dan obat apa saja yang diminum ketika sedang sakit dan lain-lain. Harapan sederhana kami adalah agar ketika obat telah sampai ke tangan masyarakat, mereka dapat mengonsumsinya dengar tepat dan benar. Karena efek obat sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan tepat, ibu-ibu ini sangat antusias bertanya dan aktif dalam mengikuti kegiatan ini. Berharap mereka dapat melakukan self-medication (pengobatan sendiri) dengan benar. 

Perjalanan menyenangkan dan dicampur rasa asam dan asin kami lalui di desa. Hari ini aku hendak berkunjung ke sebuah warung kecil. Ternyata benar, warung ini menjual dexamethasone dan tetracyclin secara bebas. Saat bertanya pada penjual warung, dari mana ibu medapatkan obat ini, dia menjawab, “Dari Toko Besar di kecamatan, Bu.” Saya mulai mengobrol dan menyampaikan kepada ibu tersebut bahwa obat tersebut tidak boleh dijual bebas di warung serta efek samping yang akan terjadi jika mengonsumsi obat ini secara bebas. Jika di warung kecil obat keras bebas dijual, pasti di toko besar juga obat keras bebas dijual. 

Ketika musyawarah masyarakat desa, kami menyampaikan hal ini kepada pemangku kepentingan di desa ini dan mencari solusinya bersama. Saat penyampaian masalah ini, salah satu kepala dusun dengan tegas menyampaikan sarannya, “Bahwa setiap warung tidak boleh menjual itu dan saya menjamin bahwa di dusun saya tidak akan ditemukan lagi obat keras yang dijual secara bebas.” Dan saran dari kepala dusun lain adalah bahwa harus dibuat peraturan untuk melarang menjual obat-obat tersebut serta diberi tahu nama-nama obat yang tidak dapat dijual secara bebas secara tertulis dan disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat. Sebab masyarakat di desa selama ini tidak mengetahui obat yang dapat dikonsumsi secara bebas atau tidak bebas. Harapan mereka agar obat ini jangan beredar di desa-desa. Dianjurkan agar di kota kecamatan obat Dexamethason dan Tertacycline tidak dijual secara bebas. 

Mengonsumsi obat dengan tidak rasional sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keinginan sederhana kami adalah agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar tentang obat. Obat sangat dekat dengan masyarakat, namun pertanyaannya apakah informasi tentang obat yang mereka ketahui BENAR? Teman-teman sejawat farmasi, apoteker, ayo promosikan INFORMASI obatmu agar kami yang tidak mengerti menjadi mengerti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun