Alhamdulillah pada Jumat yang penuh berkah ini saya bisa menikmati mkan siang berlauk ikan. Tentu itu bikin hepi sebab saya penggemar ikan. Lebih-lebih lauknya dua jenis. Yang satu berupa ikan bakar ukuran kecil, satunya lagi berupa sepotong ikan kuah kuning.
Terusterang saya tidak tahu jenis ikannya. Yang saya tahu, kedua jenis lauk tersebut lezat dan bergizi. Saya pun bersantap dengan ceria.
Akan tetapi, tiba-tiba ada hal yang mengusik keceriaan itu. Saya teringat pada pernyataan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, tentang serangga yang bisa dijadikan lauk alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis.
"Mungkin saja ada satu daerah yang suka makan serangga, belalang, ulat sagu, itu bisa jadi bagian protein." Demikian ujar beliau, sebagaimana yang diberitakan oleh Kompas.com edisi 25/1/2025.
Woilah! Ada-ada saja jalan pikirannya. Program MBG (Makan Bergizi Gratis) kok hendak pakai lauk serangga. Meskipun beliau bilang di beberapa daerah ada yang terbiasa menjadikan serangga sebagai lauk, tetap saja itu merupakan ide gila.
Sungguh terlalu. Menurut saya, lebih masuk akal pakai lauk sambal kering tempe campur ikan teri. Masih masuk akal pula kalau dikasih lauk ikan asin.
Di daerah pesisir yang notabene dekat laut tentu banyak pilihan jenis ikan yang lebih murah, jika ikan-ikan seperti tongkol dan cakalang dianggap mahal. Kalau terpaksa sekali masih bisa pakai lantoh. Pokoknya tidak perlu sampai menjadikan serangga sebagai lauk alternatif.
Adapun untuk daerah pegunungan atau wilayah lain yang jauh dari laut, telur ayam atau telur bebek bisa menjadi sumber lauk andalan. Tinggal mengkreasikan cara memasaknya supaya anak-anak tidak bosan. Pun kalau mau irit, siasati saja dengan menu telur dadar sayur. 'Kan jadinya sebutir telur bisa untuk dua anak. Â
Sudahlah. Yang lazim-lazim saja. Tak perlu iseng punya rencana ala kuliner ekstrem untuk program Makan Bergizi Gratis. Lagi pula, kandungan protein dalam seekor serangga tak seberapa. Apa iya tiap anak dijatah segenggam serangga buat lauk?
Bisa-bisa anak-anak malah tidak mau memakan jatah MBG mereka. Selain jijik, mungkin pula ngeri kalau serangganya beracun. Pada umumnya serangga 'kan dibasmi pakai pestisida atau bahan semacamnya.