Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Happy New Year 2025, Apa Pun Kondisinya Mari Pilih Selalu Happy

1 Januari 2025   22:13 Diperbarui: 1 Januari 2025   22:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan ucapan Selamat Tahun Baru 2025 di halaman istana kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta (Dokpri Agustina)

Tulisan ini terpantik oleh ucapan (tulisan) seorang teman di sebuah WAG. Kurang lebih dia menulis sebagai berikut.

Happy New Year 2025 ya buat semuaaa. Agak malas sebetulnya ngucapin happy. Dunia sedang tidak baik-baik saja.

Woilah! Begitu membaca tulisannya itu hati saya berontak. Mengapa ragu? Mengapa malas untuk mengucapkan happy hanya karena kondisi dunia?

Kalau malas mengucapkan (menuliskan), mengapa harus dilakukan? Buat apa memberikan ucapan selamat kalau dengan nada pesimis? Lebih baik tidak usah mengucapkan sama sekali.

Lagi pula bukankah semestinya situasi happy, kebahagiaan, tidak tergantung pada hal-hal eksternal? Sungguh rungkad jika kebahagiaan kita tergantung pada hal-hal yang di luar kuasa diri kita.

Jujur, saya memang tercekat saat membaca ucapan (tulisan) teman tersebut. Mengapa dia mesti overthinking begitu? Pakai mengajak/menyebarkan kepada orang lain pula.

Kalau malas mengucapkan Happy New Year sebab cemas dengan situasi, lebih baik diam sajalah. Simpan saja sendiri kecemasan tersebut. Orang lain belum tentu secemas itu. Bahkan mungkin, tidak cemas sama sekali. Tak usah dibujuk untuk ikutan cemas.

Bagaimana, ya? Saya tak habis pikir mengapa dia takut atau malas mengucapkan Happy New Year 2025? Ayolah, percaya diri saja untuk mengucapkan kalimat tersebut.

Toh faktanya, semalam orang-orang yang merayakan pergantian tahun dengan suka cita masih banyak. Yang tidak ikut merayakan pun biasa-biasa saja. Tidak serta-merta diam terpuruk di pojokan kesengsaraan. Jadi, mengapa mesti enggan mengucapkan Happy New Year 2025?

Baiklah, baiklah. Selamat Tahun Baru. Happy New Year. Saya mantap mengucapkan (melalui tulisan) happy lho, ya. Tidak pakai ragu sekalipun tahu hari-hari di depan bakalan penuh tantangan.

Tentu ada alasannya, yaitu keyakinan saya bahwa ucapan adalah doa. Pun, bisa menjadi mantra yang mensugesti diri sendiri. Nah! Sama-sama berucap dan melafalkan mantra sugesti, kenapa tidak pilih berucap dan memberikan sugesti yang baik-baik saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun