Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gus Miftah Kepleset Lagi, Kali Ini Gara-gara Es Teh

4 Desember 2024   17:29 Diperbarui: 4 Desember 2024   17:29 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo


"Gus Miftah" Kepleset Lagi, Kali Ini Gara-gara Es Teh


...
Apa? Oh, disuruh beli. Es tehnya masih banyak? Ya ditawar-tawarkan dulu sana. Goblok.
...
Kalau jualannya enggak habis ya disyukuri. Pulang cepat badan sehat. Nanti dapat rezeki istri hamil. Padahal ditinggal jualan kok bisa hamil ...

Kurang lebih seperti itu perkataan Bapak Miftah Maulana, Sang Utusan Presiden Bidang Toleransi beragama. Aslinya dalam bahasa Jawa. Demi bisa dipahami semua pembaca, langsung saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Sedih rasanya saat mendengar perkataan itu. Saya bahkan marah manakala mendengar kalimat terakhirnya. Sangat tidak senonoh dan mengandung pelecehan.

Oleh karena itu, wajar sekali kalau warganet heboh. Negara pun terpaksa ikut bereaksi melalui Seskab dan CPO.

Mulutmu harimaumu!

Itulah ungkapan paling tepat untuk situasi yang sekarang tengah dihadapi oleh Bapak Miftah Maulana Habiburrahman. Siapa dia? Dialah yang selama ini dikenal dengan sapaan "Gus" Miftah.

Saya sengaja menuliskan "Gus". Pakai tanda kutip. Mengapa? Karena sejauh pengetahuan saya, beliau bukanlah seorang Gus asli. Tidak berasal dari kalangan pesantren seperti halnya Gus Dur, Gus Mus, Gus Ipul, dan Gus-Gus asli lainnya. Bahkan, Gus Muhaimin saja lebih tenar dengan sapaan Cak Imin.

Tolong maafkan jika pemahaman saya mengenai panggilan Gus kurang tepat. Pun, jika ternyata Bapak Miftah Maulana Habiburrahman merupakan the real Gus.

Akan tetapi, jika beliau merupakan the real Gus situasinya justru lebih buruk. Betapa tidak? Pertaruhannya adalah nama baik dan akhlak. Seorang Gus kok begitu? Seorang pejabat publik kok lambe turah?

Mestinya Bapak Miftah paham bahwa jabatan yang diembannya punya konsekuensi segala gerak-gerik dan ucapannya diperhatikan masyarakat. Mau tidak mau harus berhati-hati. Jaga sikap jaga lisan jangan sampai ada pihak-pihak yang terlukai hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun