Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sugeng Tindak, Yu Hadi Gudheg!

25 November 2024   22:50 Diperbarui: 25 November 2024   23:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Satu lagi penjual gudheg legendaris pergi menghadap-Nya. Hari ini Yu Hadi Gudheg Kauman kami antar ke peristirahatan terakhirnya. Semoga khusnul khotimah.

***
Tulisan ini merupakan pemberitahuan untuk siapa pun yang berencana beli gudheg Yu Hadi, yang lapaknya di Kampung Kauman Ngupasan Yogyakarta. Beliau telah berpulang pada tanggal 24 November 2024. Dikebumikan siang tadi.

Begitulah adanya. Pada akhirnya kecemasan saya terjadi. Mbah Hadi (terkenal dengan sebutan Yu Hadi Gudheg) memang ditakdirkan tak bisa berjualan lagi. Setelah kurang lebih dua bulan libur berjualan karena sakit, hari ini kami pergi takziah untuknya.

Suasana Rumah Duka (Dokpri Agustina)
Suasana Rumah Duka (Dokpri Agustina)

Iya. Siang tadi saya ikut rombongan warga Kauman menuju kediaman Mbah Hadi di Karangwuni Catur Tunggal Depok Sleman. Tidak jauh dari UGM. Di sebelah utaranya. Cuma sepelemparan batu dari Resto Gudheg Yu Jum (keduanya memang kakak beradik dan rumah mereka relatif berdekatan).  

Demikian informasi ini saya sampaikan. Mengingat selama dua bulan belakangan, saya kerap ditanya orang-orang yang kecelik. Sudah jauh-jauh datang dan blusukan ke Kampung Kauman, demi bisa mencicipi kelegitan gudheg Yu Hadi, tetapi ternyata libur jualan.

Adapun setelah ini saya belum tahu kelanjutannya. Apakah lapak gudheg Yu Hadi akan berhenti sebagai kenangan ataukah bakalan dioperasikan oleh sang menantu. Toh selama ini Mbah Hadi tidak turun tangan sendiri untuk memproduksi gudhegnya.

Bisa jadi sang menantu yang selama ini bantu-bantu menunggu lapak, sesungguhnya memang dipersiapkan sebagai penerus. Entahlah. Kepastiannya ditunggu saja nanti. Akan tetapi, mungkin citarasanya bakalan berbeda. Kalau ternyata selama ini, Mbah Hadi sendiri yang menakar bumbu dan bahan gudheg dengan ukuran kira-kira. Tidak dengan ukuran resep baku.

Jika akhirnya lapak gudheg Yu Hadi tutup permanen, apa boleh buat? Berarti satu lagi penjual makanan legendaris di Jogja terhenti sebagai kenangan. Sungguh. Waktu memang tak bisa dilawan.

Salam.

Dokumentasi Kamwis Kauman
Dokumentasi Kamwis Kauman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun