Jangan salah paham. Ngemil baca bukanlah aktivitas ngemil sembari membaca. Sama sekali bukan begitu definisinya.
Sebagaimana yang tersurat pada judul di atas, tulisan ini mengandung saran untuk menyiasati zoning out saat membaca buku. Atau, membaca apa saja yang butuh durasi lama karena jumlah halaman yang banyak alias berlembar-lembar.
Jika cuma membaca 1 atau 2 lembar tulisan, normalnya tidak sampai zoning out 'kan? Sungguh terlalu kalau baru baca 1 halaman langsung zoning out. Kalau baru 1 halaman langsung tertidur malah bisa dimaklumi.
Nah! Setelah berulang kali mengingat-ingat, akhirnya saya berani menyatakan bahwa saya tidak pernah mengalami zoning out tatkala membaca buku. Setebal apa pun bukunya. Akan tetapi, saya lumayan sering tertidur saat membaca buku.
Zoning out dan tertidur merupakan 2 hal yang berbeda. Kalau zoning out 'kan hilang konsentrasi, pikiran mengembara entah ke mana; padahal mata terlihat memelototi lembaran buku dan tangan membalik-balik lembaran berikutnya. Sementara tertidur adalah tidur yang tidak disengaja saat membaca. Niatnya membaca, tetapi tahu-tahu mata terpejam dan tak jarang kepala terkulai di atas buku yang terbuka.
Manakah yang lebih baik? Zoning out saat baca buku atau tertidur saat baca buku? Tentu saja tak ada yang lebih baik. Keduanya sama-sama mendustakan buku. 'Kan buku mestinya dibaca baik-baik, dipahami isinya, kemudian diaplikasikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Bukan malah dijadikan media pengantar tidur atau sarana pemantik lamunan.
Saya garisbawahi, ya. Zoning out dan tertidur sama buruknya. Sama-sama tidak memperoleh manfaat dari buku karena memperlakukan buku tidak sesuai dengan "khittah"-nya. Oleh sebab itu, perlu dicari solusi untuk menghindari keduanya. Tak lain dan tak bukan, solusi paling tepat bagi saya adalah ngemil baca.
Mungkin di antara Anda ada yang sudah pernah mendengar istilah tersebut. Iya, benar. Istilah ngemil baca itu memang saya peroleh dari Pak Hernowo Hasim. Dalam bukunya yang berjudul FLOW DI ERA SOCMED Efek-Dahsyat Mengikat Makna terbitan Mizan Kaifa (2016), beliau mengenalkan istilah Membaca Ngemil.
Apa arti Membaca Ngemil? Kurang lebih begini penjelasannya. Membaca Ngemil adalah membaca dengan cara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit. Materi bacaan dibaca dan dipahami perlahan-lahan saja. Dinikmati dengan rileks.
Tidak perlu buru-buru demi mengejar target tertentu di luar batas kesanggupan. Misalnya dalam sehari harus selesai 25 halaman. Sementara dalam sehari, kesanggupan kita berkonsentrasi membaca jauh di bawah jumlah tersebut. Apalah artinya selesai membaca dengan cepat, jika faktanya dengan kecepatan itu kita kurang paham dengan apa yang kita baca?
Perlu diketahui, batas kesanggupan membaca buku dipengaruhi 2 hal. Pertama, ketersediaan waktu untuk membaca buku (yang kalau tidak serius diadakan serasa tidak akan pernah ada sebab ditelan kesibukan sehari-hari). Kedua, tingkat kemampuan berkonsentrasi.
Prinsipnya, ngemil baca itu seperti orang makan camilan. Makan camilan itu 'kan dalam kondisi rileks. Santai. Happy. Berlainan nuansa dengan makan besar. Jadi harapannya, seperti itu pula kondisi batiniah kita saat membaca.
Jangan lupa. Membaca itu berat. Membaca bukanlah sekadar kegiatan mencermati deretan kalimat. Kalau cuma mengeja kata dan kalimat, itu bukanlah membaca. Kalaupun memaksa ingin disebut membaca, kategorinya membaca kosong. Membaca yang tidak melibatkan pikiran.
Adapun the real membaca adalah sebuah interaksi dan dialog. Kita tak cuma membaca yang tersurat dalam teks buku, tetapi sekaligus menangkap makna yang disiratkan oleh teks tersebut. Pun, kita membandingkan informasi yang terkandung dalam buku yang sedang kita baca dengan informasi yang sebelumnya tersimpan di memori otak kita. Tentu bukan untuk menghakimi benar atau salah, melainkan untuk mendialogkannya.
Kita bisa setuju atau tidak setuju dengan apa yang disampaikan buku. Namun, kita punya argumentasi atas kesetujuan/ketidaksetujuan itu. Yang selanjutnya kita bisa mengambil kesimpulan dari dialog teks tersebut.
Begitulah faktanya. Membaca secara benar memang tak gampang. Butuh konsentrasi tinggi. Melibatkan pikiran, bahkan perasaan. Ada proses mengingat, mencerna isi teks bacaan, dan menyimpulkan. Yang pastinya perlu energi tertentu untuk melakukannya.
Oleh karena itu, kita mesti bahagia saat membaca buku. Wajib menciptakan keriangan tersendiri dalam aktivitas tersebut supaya tidak tertidur atau terjebak zoning out.
Jika sedemikian sibuk sehingga maksimal cuma punya 15 menit untuk membaca buku, silakan ngemil baca saja. Bahkan saat punya waktu melimpah ruah untuk membaca buku, tetap lakukan ngemil baca andai kata kemampuan konsentrasi Anda berdurasi pendek.
Lebih baik sedikit demi sedikit, pelan-pelan saja dalam mengunyah bacaan, tetapi bisa memahami seluruh isi buku yang kita baca. Ketimbang di permukaan terlihat sat-set, tetapi sesungguhnya kebat kliwat dan kerap zoning out, yang ujungnya kita malah tak tahu apa isi buku yang telah kita baca.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H