Pertama, ada cara baru dalam melibatkan para musisi. Semula dengan sistem penunjukan langsung, tahun ini dengan sistem campuran. Sebagian musisi yang terlibat konser merupakan hasil audisi. Cara ini dimaksudkan untuk memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi.
Kedua, memperkenalkan conductor baru (yaitu Julius Catra) setelah sang conductor lama naik level ke jenjang nasional. Perlu diketahui, conductor lamanya adalah Eki Satria yang tempo hari ditugaskan menjadi conductor Gita Bahana Nusantara dalam upacara HUT ke-79 RI di Istana Merdeka, Jakarta.
Dua catatan bersejarah tersebut sekaligus mewakili semangat baru Serenade Bunga Bangsa. Diharapkan, semangat baru itu bisa dibawa pulang ke daerah masing-masing oleh para anggota delegasi Fordasi demi kemajuan Indonesia.
Pementasan Serenade Bunga Bangsa X memang dihadiri oleh para anggota delegasi Fordasi. Itulah sebabnya ada 1 repertoar khusus yang dipersembahkan untuk mereka, yaitu repertoar yang berbentuk medley lagu-lagu daerah dari provinsi-provinsi yang tergabung dalam Fordasi.
Lalu, apa itu Fordasi? Fordasi adalah singkatan dari Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia. Adapun Desentralisasi Asimetris terdiri atas 9 daerah istimewa dan daerah khusus untuk menyangga keutuhan NKRI.
Anggota Fordasi adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Daerah Khusus Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Jika tidak menonton Konser Serenade Bunga Bangsa X, kemungkinan besar saya tidak tahu tentang Fordasi. Pun, tidak tahu kalau sedang berlangsung Pertemuan Fordasi 2024 di kota tempat saya berdomisili. Parah juga, nih.
*
Sungguh malam yang menyenangkan. Berangkat nonton konser dengan niatan healing, pulangnya malah bertambah pengetahuan. Menjadi tahu tentang adanya Fordasi. Pun, jiwa persatuan dan patriotisme di dada kembali menyala. Betapa tidak? Di sepanjang konser, persatuan Indonesia senantiasa digaungkan. Otomatis seluruh hadirin sedikit banyak menjadi tersulut ke-Indonesia-annya.
Terusterang saja selama konser berlangsung, beberapa kali saya teringat pada konflik-konflik yang pernah terjadi di seantero negeri ini. Pastinya pula saya teringat pada demonstrasi-demonstrasi yang belakangan terjadi. Semacam melakukan refleksi.
Nah 'kan? Siapa bilang nonton konser musik merupakan sebuah aktivitas yang sia-sia? Tergantung bentuk dan isi konsernya, dong. Tergantung pula pada cara kita menontonnya. Jika nonton sambil tertidur ya memang sia-sia.