Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ayo Jerman, Angkatlah Trofi Kemenangan di Pesta Bola Eropa 2024 Ini

18 Juni 2024   16:27 Diperbarui: 18 Juni 2024   16:30 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Penggawa Senior Die Mannschaft (Capture postingan IG Thomas Muller)

Kalau ditanya siapa jagoan saya dalam Piala Eropa 2024, otomatis dengan tegas saya akan menjawab, "Jerman". Walaupun belakangan Timnas Jerman kerap kurang maksimal pencapaiannya, saya tetap optimis. Masih berani untuk menaruh harapan tinggi bahwa mereka bakalan mampu melangkah hingga final. Plus keluar sebagai juara Piala Eropa 2024.

Sebelum pertandingan berlangsung, sejauh wasit belum meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, semua orang tidak bakalan tahu siapa pemenangnya. Jadi, harapan tinggi saya untuk timnas berjulukan Die Mannschaft itu sah-sah saja.

Apakah saya naif? Bisa iya, bisa tidak. Kalau memang naif, saya kira pun tidak naif-naif amatlah. Bukankah pada kenyataannya, Die Mannschaft cukup layak dijadikan jagoan dalam helatan Piala Eropa 2024? Terlebih sedang menjadi tuan rumah dan telah menjalani laga perdananya di Allianz Arena dengan skor menyala.

Tentu saja hasil laga perdana itu bikin lega dan memperbesar asa saya. Pun, menambah keyakinan bahwa Jamal Musiala bakalan mampu berkontribusi lebih besar bagi tim. Terlebih sebagai inspirator sekaligus kekuatan tambahan, pelatih Julian Nagelsmann memanggil tiga penggawa senior. Ketiganya adalah Manuel Neuer, Toni Kroos, dan Thomas Muller. Bagaimanapun keberadaan ketiganya berpotensi menaikkan rasa percaya diri tim untuk memperjuangkan hasil tertinggi di Piala Eropa 2024 ini.

Yang saya kemukakan di atas adalah alasan internal. Yang terkait dengan kondisi Timnas Jerman sendiri. Sementara itu, ada pula alasan eksternal yang melambungkan asa saya terhadap Die Mannschaft. Misalnya kondisi bintang Timnas Prancis, Kylian Mbappe, yang tidak baik-baik saja pasca pertandingan pertama tempo hari. Duh, maafkan. Bukannya saya bermaksud jahat, lho. Hanya saja, bukankah sering ada hal-hal tak terduga yang terbukti menjadi penentu suatu kemenangan?

***
Dari satu gelaran Piala Eropa ke gelaran Piala Eropa berikutnya, saya memang selalu menjagokan Die Mannschaft. Demikian pula halnya di Piala Dunia atau kejuaraan sepakbola apa pun. Selagi ada Die Mannschaft, saya tak hendak mendukung kesebelasan lainnya. Tak peduli kondisi Die Mannschaft seperti apa. Entah sedang tangguh atau rapuh. Pun, tak terpengaruh oleh isu-isu (di luar sepakbola) yang menerpanya.

Saya sendiri tak tahu, mengapa bisa sevalid itu dalam mencintai Die Mannschaft? Mungkin ini perkara keterlanjuran saja. Terlanjur jatuh cinta pada pandangan pertama, yaitu semasa saya masih duduk di bangku SD. Mak Comblangnya almarhum bapak. Berhubung saya bertipe setia, cinta pada pandangan pertama itu saya rawat baik-baik hingga sekarang.

Kata Roni Parulian, bukan matahari kalau tak menyinari dan bukanlah cinta bila tak sepenuh hati. Nah! Berarti saya mencintai Die Mannschaft sebab sepenuh hati mendukungnya. Ihiiir ...

Lagi pula, saya belajar satu hal penting dari sederet pertandingan Die Mannschaft yang pernah saya tonton. Hal apakah? Tak lain dan tak bukan, itulah sikap selalu berusaha meskipun tampaknya tak ada kesempatan lagi. Meskipun tak selalu berhasil membalikkan keadaan menjadi lebih unggul, minimal Die Mannschaft menunjukkan kegigihan melawan hingga peluit panjang ditiup wasit. Bukan langsung frustrasi sehingga akhirnya malah banyak bikin blunder seperti ... Timnas Merah Putih waktu itu.

Kebetulan saya tumbuh remaja dan mendewasa di kala kondisi Timnas Merah Putih lebih banyak bikin kecewa kalau berlaga. Alhasil, mendukung Timnas Jerman adalah sebuah pelarian yang tepat. Haha!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun