You are what you eat!
Iya. You are what you eat. Anda adalah apa yang Anda makan. Kalau yang biasa Anda konsumsi adalah makanan dan minuman berkualitas (bernutrisi), niscaya kondisi tubuh bagus alias sehat wal afiat.
Sebaliknya, bila Anda terbiasa sembarangan makan dan minum, kondisi tubuh pun akan ikut sembarangan. Dalam arti, ketangguhannya dalam menghadapi sergapan aneka penyakit amat meragukan.
Begitulah faktanya. Asupan makanan dan minuman yang berkualitas adalah kunci. Merupakan langkah awal dari upaya pemeliharaan kesehatan tubuh.
Jadi kalau dipikir-pikir, sesungguhnya cara memelihara kesehatan tubuh itu simpel. Tinggal menjaga mutu dan kandungan nutrisi bahan pangan yang kita konsumsi.
Namun, ala bisa karena biasa. Walaupun simpel, buktinya banyak orang yang makan asal kenyang. Tak peduli seberapa besar manfaat makanan yang disantapnya bagi kesehatan. Mirisnya, hal itu acap kali terjadi bukan sebab ketiadaan duit.
Tak jarang orang-orang yang abai dengan kualitas isi piring mereka itu justru berduit cukup. Tergolong mampu untuk membeli bahan pangan bergizi. Hanya saja, ketidakpahaman dan ketidaksadaran menyebabkan ngawur.
Apa boleh buat? Semua memang berpulang pada kesadaran.
Alhasil, ketidakpahaman dan ketidaksadaran tersebut menyebabkan di mana-mana banyak dijual jajanan "sampah". Termasuk di lingkungan sekolah.
Kondisi mencemaskan seperti itulah yang memantik kepedulian seorang Dharma Sucipto. Dia paham bahwa jajanan "sampah" sama sekali tidak berfaedah bagi tubuh. Bahkan, pelan-pelan dapat merusak tubuh jika mengandung zat berbahaya.
Miris kalau tiap hari anak-anak sekolah mengonsumsi jajanan "sampah". Dampak buruknya terasa dalam jangka pendek dan jangka panjang.