Hmm. Melihat para ayah mendampingi putra-putri mereka itu, ingatan saya melayang jauh ke masa silam. Masa tatkala Nabi Ibrahim a.s. diuji oleh-Nya dengan perintah untuk menyembelih sang putra kesayangan, Ismail a.s. Sementara sang putra kesayangan itu hadir setelah penantian teramat panjang.
Sebuah tanya melintas di benak saya, "Akankah mereka sanggup meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim a.s.? Jika sang buah hati diminta kembali oleh-Nya, sanggupkah mereka tetap meletakkan Cinta di atas cinta?"
Cinta (C besar) memang harus didahulukan daripada cinta (c kecil). Teorinya begitu. Namun, mempraktikkannya tidaklah semudah mengucapkan dan memahaminya. Butuh keimanan kuat disertai upaya serius untuk bisa melakukanmya.
Kita mesti lebih gigih berusaha agar senantiasa bisa ikhlas. Pun, mesti menghilangkan kemelekatan dengan apa-apa yang kita miliki. Sebab sejatinya, semua cuma titipan dari-Nya SWT.
Memang tidak mudah, tetapi atas izin-Nya SWT pasti bisa. Tinggal sejauh apa kita mau berusaha lepas dari kemelekatan tersebut.
Kiranya inilah yang bisa saya petik sebagai #HikmahIdulAdha tahun 2023 M/1444 H, yang saya tuliskan untuk #Motivasiana Kompasiana. Bagaimana dengan Anda?
Salam.
#Motivasiana #HikmahIdulAdha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H