Mari bercerita tentang hari ini. Yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni. Yang semenjak 2017 ditetapkan sebagai hari libur nasional. Yang bikin senang sebab koleksi tanggal merah kita jadi kian panjang.
Namun, jangan salah. Walaupun berstatus hari libur, banyak instansi dan sekolahan yang tetap menyelenggarakan upacara dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila itu.
Buktinya, sesiangan tadi saya melihat para siswa berseliweran dengan seragam sekolah masing-masing. Saya yakin kalau mereka pulang dari mengikuti upacara Harlah Pancasila. Tak mungkin banget kalau pulang dari joging ataupun pura-pura joging.
Bagaimana halnya dengan saya? Tentu sebagai orang yang ber-KTP dengan status pekerjaan tertulis "pekerjaan lain-lain", saya tidak mengikuti upacara di mana pun. Biasalah. Partikelir sejati.
Akan tetapi, saya dan anggota tim #purapurajogging menunggu selesainya upacara Hari Lahir Pancasila 2023, yang digelar di Museum Benteng Vredeburg (MBV).
Iya. Hanya menunggu. Tidak ikut menjadi peserta.
Sesungguhnya pagi tadi kami berencana #purapurajoging dengan rute Titik Nol Yogyakarta-Teras Malioboro 2. Adapun titik kumpulnya di depan MBV. Jadi, kegiatan menunggu upacara bubaran itu adalah sesuatu yang insidental.
Berhubung salah satu dari kami mencuri dengar informasi dari sekuriti MBV, yakni informasi bahwa ada Pak Jokowi, rencana #purapurajoging pun berubah menjadi nongkrong di depan Gedung Agung.
Kami bergabung dengan polisi, tentara, fotografer, reporter, dan khalayak yang sama-sama nongkrong di situ. Tentu nongkrong yang bertujuan, yaitu menunggu Pak Jokowi lewat.
Teman yang mencuri dengar informasi tadi, memang belum pernah melihat beliau secara langsung. Itulah sebabnya dia antusias untuk menunggu. Mumpung sedang terbuka kesempatan.
Saya dan teman yang lain pun senang-senang saja ikutan menunggu. Toh sembari menunggu kami bisa berdiskusi, bertransaksi, dan mengamati.