"Kembali ke alam" memang solusi jitu untuk banyak hal. Mulai dari problema terkait menu makanan hingga gaya hidup. Pendek kata, keputusan untuk kembali ke alam tidak akan pernah mendatangkan kerugian.
Begitulah adanya. Sesuatu yang natural memang selalu keren. Senantiasa menyehatkan sebab tak mengandung unsur kimiawi. Alami.
Dalam urusan piknik pun, pilihan kembali ke alam ujungnya selalu menyenangkan. Plus menyehatkan, baik lahir maupun batin.
Paru-paru tentu menjadi lebih sehat, jika kita liburan di pegunungan. Jangankan di pegunungan yang betul-betul alami dan sejuk. Berjalan-jalan di perbukitan atau areal persawahan tepian kampung saja, paru-paru sudah bisa mengonsumsi oksigen segar.
Sekujur tubuh kita pun cenderung aktif bergerak tatkala berjalan-jalan. Tidak terpaku pada kursi kerja melulu. Minimal bisa melemaskan otot-otot kaki yang di sepanjang hidup mungkin jarang digerakkan.
Selain membuat tubuh (fisik) sehat, piknik ke alam bebas juga menyehatkan psikis. Memandang hijaunya daun-daun pastilah lebih adem ketimbang menatap kusamnya tembok-tembok kota. Bisa merilekskan hati dan pikiran.
Terlebih untuk orang-orang kota yang dalam keseharian dikepung belantara bangunan. Plus jalanan padat kendaraan. Yang secara periodik bahkan kian menjadi-jadi padatnya.
Alhasil bagi saya yang tinggal di neraka kemacetan tatkala liburan*, liburan ke alam benar-benar sesuatu. Termasuk salah satu anugerah besar dalam hidup. Dapat menyelamatkan diri dari jebakan stres.
Lebih-lebih setelan asli saya 'kan orang desa. Yang semasa kecil hingga remaja akrab dengan sawah dan pepohonan. Terbiasa pula dengan hewan ternak dan semak belukar.
Sementara sejak tinggal di pusat kota, semua hal tersebut menjadi hal-hal yang dirindukan.
Oleh karena itu, begitu ada ajakan untuk chill and heal di kawasan Perbukitan Menoreh Kulonprogo, saya dan anak sangat antusias menyambutnya. Rindu pepohonan kok diajak refreshing ke perbukitan. Pucuk dicinta ulam tiba!