Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada telur, keju pun nglawuhi (bisa menjadi lauk). Alhasil, mie instan kami tetap nikmat berprotein meskipun tanpa telur.
Saya dan anak sama-sama tidak begitu suka nasi. Meskipun lauknya istimewa, kami tak bakalan tergoda kalau memang sedang bosan nasi.
Oleh karena itu, kami selalu punya stok bahan pangan pokok selain beras. Salah satunya mie instan.
Kemarin saya memasak mie instan rebus rasa kari. Berhubung sedang tak punya stok sayuran segar, mie tersebut hanya kami nikmati dengan tahu baso. Tak lupa diberi taburan keju serut dan robekan nori.
Lalu, saya namai saja "Mie Instan Tahu Baso Keju Nori".
Apa boleh buat? Memang sepanjang itu namanya. Apakah terdengar cukup ribet? Muehehe ....
Sesungguhnya kreasi mie instan ini lahir dari filosofi sak-anane (seadanya). Alias memanfaatkan saja bahan-bahan yang ada di dapur.
Kebetulan ada sebungkus mie instan rasa kari. Ada pula tahu bakso. Lalu, untuk asupan proteinnya ada keju. Itung-itung pengganti telur.
Ternyata juga masih ada selembar nori. Sisa bikin sushi tempo hari. Ya sudah. Nori itu saya robek-robek, kemudian dijadikan bahan taburan. Itung-itung sebagai pengganti bawang goreng.
Bagaimana rasanya? Menurut anak saya, citarasanya unik. Kalau penampakannya sebagai berikut.