Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Selagi Ramadan, Yuk Upgrade Skill Mengikhlaskan!

3 April 2023   23:41 Diperbarui: 4 April 2023   00:12 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Terkadang kita terlampau bersemangat untuk upgrade skill apalah-apalah selama Ramadan. Sibuk menimba ilmu ini dan itu dalam rangka ngabuburit. Demi memanfaatkan waktu secara maksimal. 

Sampai-sampai kita lalai untuk menengok ke dalam diri sendiri. Lupa untuk upgrade skill mengikhlaskan. Lupa untuk membenahi kadar ketakwaan dalam diri.

Kontradiktif memang. Pada satu sisi kita berlomba-lomba mengisi detik demi detik dengan aktivitas bermanfaat. Pada satu sisi yang lainnya kurang menjaga kadar keikhlasan dari tiap aktivitas tersebut.

Sementara kalau dipikir-pikir, Ramadan hadir untuk memperkokoh ketakwaan kita. Yang berarti melibatkan rasa ikhlas dan cinta kepada-Nya. Hanya puasa yang dijalankan dengan ikhlas, yang akan diterima-Nya.

Jadi, mengapa kita justru kurang perhatian terhadap keikhlasan?

Semula begitu mendengar istilah upgrade skill selama Ramadan, pikiran saya serta-merta tertuju pada kursus-kursus. Pelatihan-pelatihan. Kegiatan-kegiatan yang bersifat mengasah/mempertajam sebuah ketrampilan. 

Akan tetapi, setelah saya pikirkan ulang berdasarkan pengalaman pribadi, saya tiba pada kesimpulan sebagaimana yang saya sampaikan ini.

Bagaimana, ya? Tampaknya memang sepele dan gampang untuk ikhlas. Namun, mencapai kadar ikhlas yang sejati ternyata tidaklah segampang itu.

Terkadang kita sudah mampu melakukan sesuatu dengan ikhlas. Eh, tahu-tahu di ujungnya tanpa sengaja, mendadak tergelincir untuk memamerkan keikhlasan kita tersebut.

Sementara ikhlas itu mestinya seperti Q. S. al-Ikhlas. Kandungan isinya menyatakan tentang keikhlasan yang total dalam mengakui keesaan Allah SWT. Namun, tak ada satu pun kata "ikhlas" yang dinyatakan secara eksplisit.

Mestinya pula ikhlas itu seperti perasaan kita ketika membuang sampah. Tanpa banyak cingcong dan rasa keberatan, ya dibuang saja. Setelahnya dilupakan sama sekali. Tidak dibahas-bahas lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun