Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Dua Pasang Sepatu yang Menemukan Jodoh Terbaik

29 Maret 2023   16:50 Diperbarui: 29 Maret 2023   17:01 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Takdir Allah SWT atas hamba-Nya selalu pas. Skenario-Nya tidak pernah tak sesuai dengan kebutuhan sang hamba.

Selepas Subuh, begitu saja sebuah ide mampir di benak. Ide yang didasarkan pada kebutuhan mendesak akan kontainer penyimpan barang.

Semula saya ragu dan malu untuk mengeksekusi ide itu. Akan tetapi, kondisi mendorong saya untuk realistis. Saya butuh minimal dua kontainer besar dalam waktu cepat. Sementara dana untuk membelinya belum ada. Tak ada cara lain kecuali meminta bantuan.

Iya. Setelah sekian lama menghitung-hitung dan merencanakan berbagai solusi, ide yang mampir di benak adalah cari bantuan di grup WA sebuah  komunitas.

Alhasil, saya mengirimkan pesan SOS begini.

Selamat pagi, teman-teman.

Apakah ada di antara teman-teman yang punya kontainer besar dan tidak terpakai? Usang gapapa asalkan masih bisa ditutup dengan aman. Jika ada dan posisi di Jogja, bolehkah saya memintanya?

Terima kasih.

Entah mengapa saya seperti punya dorongan kuat untuk meminta bantuan di grup WA tersebut. Bukan di grup WA yang lain.

Mungkin karena beberapa anggotanya pernah berbagi informasi tentang barang layak pakai yang dimiliki, yang hendak dihibahkan. Barangsiapa butuh barang yang diinformasikan itu, boleh mengambilnya secara cuma-cuma.

Para anggota grup WA tersebut memang berhati malaikat. Pesan SOS saya segera direspons beberapa orang. Karena cuma butuh dua kontainer, hanya dua orang pertama yang saya terima.

Namun, cerita ternyata belum usai. Kisah utamanya justru dimulai ketika saya dan salah satu pemberi bantuan bersepakat mengenai cara kirim kontainer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun