Tentu walking tour kami lakukan sambil cekrak-cekrek. Misalnya yang terlihat dalam foto di bawah ini. Pak Taufiek sedang berpose sebab sedang dipotret oleh Bu Sukma. Sementara Kak Dian berjalan di sebelahnya sembari khusyuk memvideo Kak Mesha.
Terniat sekali memang. Sinar matahari yang amat cetar membakar kulit pun tak menyurutkan hasrat pepotoan. Senyampang lewat situ yang pastinya beberapa bulan ke depan, kondisinya bakalan tak lagi sama. 'Kan bisa untuk dokumentasi.
Jalanan kecil berdebu yang kami lewati berujung pada sebuah jalan raya yang padat. Untuk sampai ke Masjid Raya Sheikh Zayed, kami harus menyeberanginya. Setelah sampai di seberang jalan, kami pun kembali menyusuri jalanan di dalam gang.
Hingga akhirnya, tibalah kami di lokasi sebuah proyek ....
Â
Bagi saya, inilah spot yang paling asyik di sepanjang perjalanan. Kami berjalan di tengah tanah lapang. Di bawah sorotan matahari langsung dan tanpa peneduh sama sekali. Di antara alat-alat berat, para pekerja proyek, rel-rel kereta api, bahkan sempat pula melintas kereta api hijau yang menuju timur.
Sementara di kejauhan, masjid yang hendak kami kunjungi tampak gagah berdiri. Nah, bagaimana? Apakah Anda juga menyukai foto di bawah ini?
Pemandangan dalam foto di atas sudah indah. Namun, pasti lebih indah jika ada tambahan rumput ilalang di depannya. Lagi-lagi Kak Dian bercerita bahwa beberapa bulan lalu, di situ masih banyak rumput ilalang.
Saya perhatikan ada pula jasa ojek pangkalan di area proyek tersebut. Menawarkan tumpangan berbayar ke Masjid Raya Sheikh Zayed. Maklumlah. Walaupun "berjudul" jalan pintas, jaraknya masih lumayan jauh bagi orang-orang yang tak terbiasa berjalan kaki. Terlebih cuaca sedang panas sekali.
Masuk Masjid dengan Strategi Jitu
Sesaat jelang berkumandangnya azan zuhur, kami sudah berada di depan masjid. Nah! Berawal dari sinilah rombongan CLICK Goes to Jogja terpencar. Apa mungkin gara-gara Goes to Jogja-nya sampai bablas ke Solo, ya?