Tanggal 13 Juli 2022 kemarin Disbud Kota Yogyakarta bekerja sama dengan IIDN menyelenggarakan diskusi sastra. Temanya "Menulis Sastra sebagai Profesi: Berani?"Â
Acara tersebut bertempat di Science Theater Taman Pintar Yogyakarta. Berlangsung kurang lebih selama dua jam.Â
Menghadirkan dua narasumber, yaitu Budi Sardjono (dahulu tenar dengan nama pena Agnes Yani Sardjono). Beliau adalah sastrawan senior yang bergiat di Komunitas Balong Literasi. Karya-karyanya yang tenar antara lain Sang Nyai, Prau Layar di Kali Code, dan Selendang Kilisuci.Â
Ada satu pernyataan menarik yang sekaligus bikin rasa percaya diri saya sebagai penulis tergerogoti. Pernyataan itu terlontar manakala Sastrawan Budi Sardjono berkisah tentang prestasinya yang kerap banget memenangkan lomba penulisan.Â
Ini pernyataannya, " .... Hingga pada suatu titik, saya merasa bosan menjadi juara ...."Â
Astaganaga! Sementara di sisi lain, saya merasa bosan karena kalah melulu kalau ikutan lomba penulisan. Hehehe ....Â
Narasumber satunya Etyastari Soeharto. Penulis buku monumental Mozaic of  Haramain (biasa disebut MoHa). Beliau bergiat di Komunitas IIDN atau Ibu Ibu Doyan Nulis. Terkhusus IIDN area Yogyakarta.Â
Etyastari ini keren sekali. Ia telah menulis tiga buku dan diterbitkan mandiri alias self-publishing. Hasilnya? MoHa yang laris dan legendaris! Â Beliau ini juga bikin rasa percaya diri saya sebagai penulis runtuh.Â
Walaupun tak seluruh kursi terisi, secara keseluruhan acara tergolong sukses. Berlangsung lancar. Antusiasme para peserta pun lumayan memadai.Â
Meskipun tak bisa memantau detil jalannya diskusi (karena saya menyimak dari luar ruangan dan hanya sesekali masuk ruangan diskusi), saya yakin bahwa masing-masing pulang dengan membawa seonggok motivasi untuk menulis.Â