Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Dari Trevithick, Stephenson, Poolman, van de Beele, hingga Jonan

3 September 2021   16:48 Diperbarui: 3 September 2021   16:52 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Wow! Ternyata naik kereta api enak juga, ya? Kenapa baru sekarang aku diajak naik kereta api? Ini kursinya nyaman. Lega. Ada AC-nya. Terus ada itu .... Eh? Itu yang di atas pintu, informasi apa? Yang angka-angka itu menunjukkan jam. Kalau yang tulisannya? Itu informasi apa, Bund?"

Setelah mengamati sejenak, saya menjawab, "Itu nama stasiun yang akan kita singgahi. Perhatikan saja, deh. Kalau muncul nama baru, sebentar lagi pasti akan tiba di sebuah stasiun."

"Ooo."

Saya masih ingat betul celotehan anak saya ketika pertama kali diajak naik kereta api. Tatkala itu kami hendak pergi ke Solo. Naik Pramex (Prambanan Express) yang kini tinggal kenangan. Berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta dengan tujuan Stasiun Purwosari Solo. Pada pertengahan tahun 2016.

Demi mendengar perkataannya, saya tersadar akan sesuatu. Iya, betul sekali. Pramex yang kami tumpangi memang terasa bersih dan nyaman. Jauh lebih nyaman ketimbang dahulu, saat terakhir saya naik, pada tahun 2004.

Hehehe .... Ke mana saja saya? Selama rentang 12 tahun, ternyata saya tak sekalipun naik kereta api. Terhitung sejak tidak lagi kerja di Solo sebab akan lahiran, hingga hari ketika saya mengajak anak naik kereta api untuk pertama kali.

Saya pun kemudian teringat penyebabnya, yang tak lain dan tak bukan adalah rasa ketidaknyamanan. Jadi selama 12 tahun itu kalau bepergian keluar kota, mengingat anak yang masih kecil, kami lebih memilih naik travel atau bus. O, ya. Anak yang melontarkan celotehan itulah yang saya lahirkan.

Dalam bayangan saya, sungguh repot desak-desakan di kereta api dengan membawa anak kecil. Terlebih kalau mesti rebutan tempat duduk. Belum lagi kalau kondisi cuaca bikin gerah sehingga bocah berpotensi rewel.  Rawan copet pula.

O la la! Demikian cepat waktu berjalan. Walaupun pernah membaca/mendengar berita terkait makin membaiknya sistem perkeretaapian Indonesia, saya tak serta-merta menyadari perbaikan sistem tersebut tatkala langsung menikmatinya. Dasar ....

Untung saja anak saya berceloteh panjang lebar mengenai interior Pramex yang sedang kami naiki. Kalau tidak, pastilah saya tak segera menyadari perubahan baik yang sedang tampak di depan mata. Mestinya 'kan saya sadar semenjak mulai tiba di stasiun, lalu saat beli tiket, dilanjut ketika hendak memasuki gerbong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun