Sleman City Hall (SCH) suatu hari menjelang siang ....Â
XXI-nya pun belum buka. Dari balik pintu kaca, para karyawannya tampak sibuk berbenah. Bersiap menyambut para penonton, yang sudah mulai berjubel di luar pintu. Dengan kata lain, sudah niat banget untuk nonton. Salah satunya ya saya ini. Hahaha! Â
Begitulah kenyataannya. Saya memang niat banget mengikuti nobar KJog meskipun lokasi nobarnya nun jauh di utara. Sangat jauh dari domisili saya yang di Jogja selatan.Â
Hmm. Entah apa yang merasuki saya? Namun saya duga, iklan di radiolah biang keladinya. Iya. Sebagai pendengar setia radio, sejak akhir 2019 lalu saya terintimidasi oleh iklan yang mempromosikan film NKCTHI. Terutama saya terintimidasi oleh teriakan pilu seorang laki-laki ....
"BAGAIMANA BISA BAHAGIA, KALAU ENGGAK TAHU RASANYA BERSEDIH?!!"Â
Yup! Teriakan itu sukses membuat saya kepo maksimal. Siapa dan mengapa ia berteriak sepilu itu? Yang kemudian (setelah nonton) saya ketahui, laki-laki itu bernama Angkasa. Yang biasa dipanggil Mas Angkasa oleh orang tua dan adik-adiknya.
Iya, iya. Siang itu di SCH, saya memang ikutan nobar film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI). Sebuah film drama keluarga yang sukses menampar saya sekeras-kerasnya. OMG!Â
***
Bagi saya, film yang dibuat berdasarkan buku yang berjudul sama ini lumayan kurang ajar. Betapa tidak? Meskipun tak perlu tisu untuk mengeringkan air mata, sebenarnya ada yang ambrol dan ambyar dalam diri saya. Penyebabnya ya serangkaian dialog dalam NKCTHI.Â
Pipi dan bahu ini serasa ditepuk kuat-kuat berulang kali. Diingatkan bahwa sesungguhnya ada yang belum saya selesaikan dalam diri ini. Masih ada masalah yang menghantui langkah-langkah saya. Yang membuat saya acap kali merasa TIDAK BAIK-BAIK SAJA, Â tetapi sengaja saya abaikan. Huft!Â