Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Terlalu Tampan: Menasihati Tanpa Nada Menggurui

4 Februari 2019   14:56 Diperbarui: 4 Februari 2019   15:19 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun menjelang film usai, tawa saya sempat mereda. Saya mendadak baper karena melihat Kulin menanggung aneka kesedihan. Yakni kesedihan yang justru diperoleh setelah ia berusaha menghadapi dunia. Saya pun makin baper saat menyimak nasihat sang mama kepadanya. Yang rasanya cocok pula dinasihatkan kepada saya.

Pada intinya sang mama menyemangati Kulin agar mau bergaul seluas mungkin. Tak usah takut kecewa ataupun patah hati. Sebab faktanya, dunia pun sering membuat kita jatuh cinta dan bahagia. Meskipun wajah terlalu tampannya acap kali merepotkan, sebaiknya Kulin tak kemudian menutup diri dari pergaulan.  

Kedengaran aneh, ya? Cowok berwajah tampan kok tidak nyaman berhadapan dengan dunia? Bukankah banyak si wajah tampan yang malah memanfaatkan kelebihan fisiknya tersebut? Menjadi seorang playboy kelas kakap. Atau minimal, mempunyai stok percaya diri yang melimpah seperti kawan SMP saya itu.

Tapi harus diakui. Meskipun termasuk anomali, cowok tampan yang bersikap seperti Kulin kenyataannya memang ada di dunia nyata. Tidak hanya di dunia kartun. Walaupun mungkin perbandingannya, satu banding seribu.    

Seperti kisah populer pada umumnya, cerita berakhir bahagia. Sepulang dari menontonnya kita bisa ikut tertawa-tawa. Tak bakalan terbebani pertanyaan yang berat-berat. Tapi jangan salah. Kekocakan yang disuguhkan Terlalu Tampan tidaklah kosong makna. Di sela-sela kekocakan tersebut, tetap ada nilai-nilai positif  yang ditawarkan kepada penontonnya. Kalau saya istilahkan sih, Terlalu Tampan merupakan film komedi inspiratif.

Mau tak mau saya mesti mengakui, Terlalu Tampan tidaklah sereceh yang saya bayangkan. Sejujurnya semula saya underestimate terhadapnya. Tapi faktanya, Terlalu Tampan justru menawarkan inspirasi. Terkhusus inspirasi mengenai cara menghadapi dunia yang kerap kali bikin kita patah hati. Paling tidak dari film ini saya tersadarkan, para empunya wajah terlalu tampan tak selalu berbakat playboy. Haha!

Salam,

Tinbe Jogja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun