Pendahuluan
Di tengah arus transformasi digital yang melanda dunia, perusahaan di Indonesia semakin menyadari betapa pentingnya tata kelola teknologi informasi (TI) yang efektif. Namun, dalam kerangka tata kelola TI, seringkali peran aktiva manusia diabaikan atau bahkan dianggap sebagai aspek sekunder. Artikel ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang peran yang dimainkan oleh aktiva manusia dalam tata kelola TI, serta mengapa kendali terhadap aspek manusia ini merupakan hal yang tak boleh diabaikan. Referensi jurnal internasional yang digunakan dalam artikel ini adalah "Human Assets in IT Governance: The Unavoidable Control" yang diterbitkan dalam International Journal of Human Resource Management.
Peran Aktiva Manusia dalam Konteks TI di Indonesia
Di Indonesia, di mana pasar digital semakin berkembang pesat dan transformasi digital menjadi agenda utama bagi banyak perusahaan, peran aktiva manusia dalam tata kelola TI menjadi semakin penting. Aktiva manusia tidak hanya mencakup keahlian teknis, tetapi juga nilai budaya, kompetensi kepemimpinan, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Namun, terlepas dari pentingnya peran ini, seringkali perusahaan mengalami kesulitan dalam mengelola dan mengontrol aspek manusia dalam konteks TI.
Memahami Peran Aktiva Manusia dalam Tata Kelola TI
Peran aktiva manusia dalam tata kelola TI dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Pertama-tama, keterampilan teknis dan pengetahuan tentang TI menjadi kunci untuk mengelola infrastruktur TI secara efektif. Di Indonesia, di mana masih ada kekurangan tenaga kerja terlatih dalam bidang TI, perusahaan sering kali menghadapi kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan talenta yang berkualitas.
Selain itu, aspek budaya perusahaan juga sangat mempengaruhi tata kelola TI. Budaya perusahaan yang mendorong keterbukaan, kolaborasi, dan tanggung jawab dapat membantu menciptakan lingkungan di mana praktik-praktik tata kelola TI dapat diterapkan dengan lebih efektif. Namun, budaya yang resisten terhadap perubahan atau yang tidak memprioritaskan keamanan dan kepatuhan dapat menjadi hambatan serius dalam implementasi tata kelola TI yang sukses.
Tidak kalah pentingnya adalah kompetensi kepemimpinan dalam konteks TI. Kepemimpinan yang visioner, berorientasi pada inovasi, dan mendukung investasi dalam TI dapat memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya organisasi yang mendukung tata kelola TI yang efektif. Namun, pada saat yang sama, kepemimpinan yang kurang berpengalaman dalam hal teknologi atau yang kurang memahami dampak strategis dari TI dapat menjadi hambatan dalam mencapai tujuan tata kelola TI.
Kendali yang Tak Boleh Diabaikan
Meskipun banyak aspek dari peran aktiva manusia dalam tata kelola TI yang menjadi faktor kunci dalam kesuksesan, seringkali kendali terhadap aspek manusia ini diabaikan oleh perusahaan. Misalnya, kurangnya perhatian terhadap pengembangan keterampilan dan pengetahuan TI bagi karyawan dapat mengakibatkan kesenjangan dalam tingkat keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan dan yang dimiliki oleh karyawan.
Selain itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya budaya organisasi yang mendukung tata kelola TI yang efektif dapat mengarah pada perilaku yang tidak aman atau tidak patuh terhadap kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Hal ini dapat meningkatkan risiko keamanan informasi dan melanggar peraturan yang berlaku.
Tidak kalah pentingnya adalah kendali terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan yang tidak mendukung atau bahkan menghalangi upaya untuk meningkatkan tata kelola TI dapat menjadi penghambat utama dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, kendali terhadap pemilihan dan pengembangan pemimpin yang tepat sangat penting dalam konteks tata kelola TI
Strategi untuk Meningkatkan Kendali terhadap Aktiva Manusia dalam Tata Kelola T
Untuk meningkatkan kendali terhadap aktiva manusia dalam tata kelola TI, perusahaan di Indonesia dapat mengadopsi sejumlah strategi. Pertama-tama, perusahaan perlu memperkuat investasi dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan TI bagi karyawan mereka. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan, sertifikasi, dan program pengembangan profesional yang berkelanjutan.
Selain itu, penting untuk menciptakan budaya organisasi yang mendukung tata kelola TI yang efektif. Ini melibatkan komunikasi yang jelas tentang pentingnya keamanan dan kepatuhan, serta memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tercermin dalam praktik sehari-hari perusahaan. Pemimpin perusahaan harus menjadi contoh yang baik dalam mempraktikkan nilai-nilai ini.