Mohon tunggu...
Agustina Genda
Agustina Genda Mohon Tunggu... Guru - Guru smk 5 Makassar

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saya Juga Ingin Sekolah

13 Juni 2024   01:06 Diperbarui: 13 Juni 2024   01:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berangkat dari kebiasaan si anak setiap hari hanya menemani ayahnya yang kerja serabutan.

Sang anak sudah layak untuk bersekolah tapi orang tuanya terlambat menyekolahkannya sebab tidak mempunyai uang untuk membeli baju seragam untuk anaknya, pas berusia kurang lebih delapan tahun barulah si ayah mempunyai uang untuk beli seragam sekolah serta perlengkapan sekolah untuk anaknya.

Anaknya bernama Arman yang setiap pulang sekolah langsung makan siang dan ganti pakaian setelah itu menuju ketempat ayahnya bekerja, karena tempat kerja ayahnya tidak begitu jauh dari rumahnya maka setiap hari Arman menemani ayahnya bekerja.

Sore hari barulah mereka pulang, tanpa terasa Arman sudah duduk di kelas empat, kehidupan ayahnya bukan bertambah baik tapi malah semakin parah karena hampir setiap hari sakit  dan sudah tidak mampu untuk melakukan pekerjaan yang setiap hari di kerjakan nya dan bahkan kadang tidak dapat masuk bekerja seperti hari - hari sebelumnya.Walaupun kondisi ayahnya sering sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja tapi semangat Arman untuk bersekolah tetap dia lanjutkan walaupun harus pulang dengan berjalan kaki.

Tanpa terasa Arman naik kelas lima, tapi kondisi ayahnya sudah tidak bisa lagi di pertahankan dan ekonomi keluarga semakin terpuruk sampai - sampai untuk memenuhi kebutuhan  se hari - hari saja, dia harus meminjam, karena melihat kondisi keluarganya yang sangat tidak memungkinkan lagi dan sang ayah sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi, maka si Arman memutuskan untuk berhenti sekolah.

Dengan semangatnya dia mencari kerjaan untuk menutupi kebutuhan keluarga serta sedikit demi sedikit hutang ayahnya dapat terbayarkan dengan hasil keringatnya sendiri.


Setelah kejadian itu Arman selalu ingin melanjutkan sekolahnya lagi dan dia belajar seperti apa yang di pelajari temannya, kadang di sore hari dia datang berkunjung kerumah temannya untuk meminta catatan temannya untuk di pelajarinya. 

Dipagi hari Arman harus pergi kerja untuk menggantikan posisi ayahnya cari uang dan setiap bertemu siswa siapapun yang kebetulan berpapasan dengannya, dia selalu ada perasaan bahwa seusianya itu hanya bersekolah untuk menuntut ilmu pengetahuan, tapi muncul di benaknya bahwa saya harus bantu kedua orang tuaku agar mereka bisa belanja kebutuhan sehari - hari tanpa harus meminjam, ada rasa bahagia dalam dirinya karena masih bisa membahagiakan orang tuanya.

Seiring berjalanya waktu orang tuanya, yaitu ayahnya telah berpulang jadi Armanlah yang harus menolong ibunya.

Setiap hari dia lalui dengan penuh kesabaran maka tanpa terasa dia juga beranjak dewasa, pada suatu hari Arman akan menikah dan menyampaikan ke ibunya  maka dengan senang ibunya menyetujui karena dia anak yang beriman  dan berakhlak. 

Arman tetap melakukan kewajibannya sebagai anak, dia tetap memberi uang untuk kebutuhan sang ibu, kehidupan Arman semakin hari semakin membaik dan hidupnya lebih makmur dari sebelumnya dan diapun sangat peduli dengan lingkungan orang sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun