Mohon tunggu...
Agustinaa HK
Agustinaa HK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang introvert penyuka drakor yang sedang berusaha sukses dunia akhirat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Pemberian Bedong terhadap Pembentukan Kaki Bayi

12 Juni 2022   21:30 Diperbarui: 12 Juni 2022   21:51 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayi merupakan seorang anak yang lahir dengan umur kehamilan 37 sampai dengan 40 minggu, memiliki berat badan lahir normal 2500 gram sampai 4000 gram. Pertumbuhan fisik dan pencapaian kemampuan bayi pada tumbuh kembangnya terjadi dengan cepat selama tahun pertama.

Aspek tumbuh kembang anak merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan secara khusus pada anak, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang baik secara fisik maupun psikososial.

Perkembangan motorik pada bayi dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu budaya, seperti budaya pemberian bedong pada bayi baru lahir. Sunarsih (2012) mendefinisikan bedong adalah pembungkus kain yang diberikan pada bayi sedangkan membedong (Swaddling) adalah praktik membungkus bayi dengan kain. 

Bedong biasa diberikan oleh masyarakat kita sejak bayi baru lahir dimana pemberian bedong ini sering dikaitkan dengan pembentukan tangan dan kaki bayi. Pemberian bedong bayi biasanya hanya 6 minggu, setelah itu tidak perlu dibedong supaya bayi dapat bebas memainkan kedua tangannya.

Melakukan pemberian bedong hanya bertujuan membuat bayi lebih tenang dan hangat. Bayi harus selalu memberikan stimulasi gerak pada otak agar bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sejak usia 2 bulan otot-otot bayi mulai kuat untuk melakukan aktivitas gerakan tubuh seperti kaki ter ekstensi, lengan fleksi, menggenggam, meraih dan mengangkat leher, 

tetapi dengan semakin lama bayi dibedong maka bayi tidak akan bisa melakukan tugas-tugas perkembangan yang akan mengakibatkan perkembangan motorik bayi tidak dicapai pada waktunya atau bayi akan mengalami keterlambatan perkembangan motorik (Kholifah, 2014).

Menurut Novita (2007), bedong bukan alat untuk meluruskan kaki tetapi hanya salah satu cara untuk menghindari bayi dari kedinginan, karena tanpa dibedong pun kaki bayi akan lurus jika sudah pada waktunya.

Hal ini diperkuat oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (2010) yang menyatakan bahwa kaki bayi saat di dalam kandungan tertekuk, tetapi setelah lahir akan menyesuaikan menjadi lurus seiring dengan perkembangan pertumbuhannya. Jadi fakta menunjukkan bahwa tidak ada kaitannya pemakaian bedong dengan pembentukan kaki bayi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemakaian bedong pada bayi baru lahir diperbolehkan dengan syarat pemakaian tidak terlalu ketat dan bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan menghindarkan bayi dari kedinginan, karena kalau pemberian bedong bayi terlalu ketat di khawatirkan dapat menyebabkan pengurangan gerak bebas bayi sehingga menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik pada bayi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun