Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh gage dan berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. menurut desmita (2009:44) teori belajar behavioristik ini mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap masalah belajar, karena belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antar stimulus dan respon.Â
pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan) disertai dengan reinforcement atau hukuman, masih sering dilakukan. aplikasi teori belajar behavioristik dalam kegiatan pembelajaran bergantung dari beberapa hal seperti berikut :Â
1. teori pembelajaranÂ
2. sifat materi pembelajaranÂ
3. karakteristik siswa
4. media dan fasilitas dalam pembelajaran yang tersedia
Teori belajar behavioristik cenderung membimbing siswa berpikir. teori belajar behavioristik adalah sebuah proses membentuk, yaitu membawa siswa untuk mencapai tujuan satu, sehingga siswa tidak bisa leluasa mengekspresikan kreativitasnya, hanya dalam bayangan saja. pembelajaran yang dirancang pada teori behavioristik ini memandang pengetahuan itu adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa.Â
Teori behavioristik yang menekankan adanya hubungan antara stimulus dengan respon. secara umum dapat dikatakan memiliki arti yang penting bagi siswa untuk meraih kelebihan belajar.Â
Untuk itu, guru memberikan banyak rangsangan selama proses pembelajaran, sehingga jika pada saat yang sama reward diberikan maka siswa akan bereaksi positif. beberapa prinsip umum harus dipertimbangkannya dalam konteks pembelajaran.Â
Implikasi teori behavioristik dalam proses pembelajaran adalah tidak dapat memberikan ruang bebas kepada  siswa untuk berkreasi, bereksperimen dan mengembangkan kemampuannya sendiri. karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otonom (otonomi-mekanis) dalam menghubungkan stimulus dan responnya terkesan seperti kinerja mesin atau robot. akibatnya siswa atau orang yang melakukan proses belajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka sendiri.
Menurut tujuan pembelajaran behavioristik, peningkatan pengetahuan diutamakan dan pembelajaran merupakan kegiatan ''simulasi'' yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam bentuk laporan, tes atau kuis.