Mohon tunggu...
Agustijanto Indrajaya
Agustijanto Indrajaya Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog

tinggi 160 cm

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cetakan Uang Kepeng Lokal

20 Januari 2025   13:27 Diperbarui: 20 Januari 2025   16:23 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Dokumen  Pribadi 

Cetakan Uang Kepeng China Lokal Uang kepeng China memiliki bentuk bulat pipih dan berlubang ditengahnya. Uang kepeng adalah mata uang logam China yang umum ditemukan di Nusantara dan Bali khususnya karena memang di import secara besar-besaran di masa Majapahit selama berabad-abad. Tome Pires di dalam kitabnya Suma Oriental yang ditulis di Malaka dan India menyebutkan bahwa pelabuhan dagang di Jawa banyak dikunjungi oleh pedagang asing yang berasal dari India, Persia, Arab dan China. Sedangkan mata uang yang berlaku di pasaran adalah mata uang china yang oleh tome Pires disebut catcas yang mungkin sama dengan pisis.

Menurut orang China sendiri, dengan bentuknya yang bulat, melambangkan langit atau surga. Sedangkan lubang pada koin yang berbentuk kotak persegi empat melambangkan bumi atau kehidupan di dunia sehingga menurut orang China lagi, bentuk mata uang mereka melambangkan langit dan bumi . Ma huan yang berkunjung ke Majapahit pada awal abad ke 15 menyebutkan bahwa uang China dari berbagai dinasti digunakan sebagai alat pembayaran. Ekspor uang China ke Jawa memang luar biasa. Hal ini menyebabkan di China sendiri kekurangan uang tersebut (Schrieke 1955). Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah China membatasi keluarnya uang tersebut dari negaranya. Tampaknya kebijakan tersebut mendorong pencetakan uang China lokal di Jawa sehingga saat ini mata uang ang kepeng yang ditemukan tidak seluruhnya dicetak di China....sebagiannya dicetak di Jawa dan digunakan di Jawa....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun