Langkah kaki terhenti di tengah kota
Disela dan dihimpit rutinitas balada
Pikitan yang masih menyatu dengan keadaan
Spontan saja menyatakan perang pada kenyataan
Leher membiru legam
Dijerat dengan benang peristiwa
Pergelangan tangan disayat penuh estetika
Dengan maksud meminta ketenangan
Tetesan darah dipersembahkan kepada dewa
Dan ditutup dengan penghargaan diri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!