Mohon tunggu...
Agustian Donizar
Agustian Donizar Mohon Tunggu... -

"Langit Berawan Belum Tentu Hujan" Facebook:Agustian Donizar Instagram:@agustiandonizar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Mini | Danang

3 Desember 2017   21:21 Diperbarui: 3 Desember 2017   22:15 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Emak bukan memaksamu, Nang. Tapi, lihatlah kondisi bapakmu," ucap emak lirih. Sesekali emak meniup perapian di tungku. Aku memberikan pengaduk nasi yang terbuat dari kayu kepadanya.

"Iya, Mak. Danang tahu. Hanya saja, Danang ingin fokus dulu di perkebunan." Aku membenahi posisi duduk. Bapak yang kondisinya makin parah tetap tak membuat rasa sakit ini hilang begitu saja. Kutahu Dewi, anak semata wayang Pak Rendra, tak sebaik yang dikira emak dan bapak.

Aku menepi ke pintu belakang, menimba air untuk berwudhlu. Kicauan burung bersahutan di dahan-dahan dadap ikut mengantar petang. Matahari mulai melipir ke balik bukit. Sejenak kutatap pematang yang penuh dengan rimbunan kopi. Putih-putih bunganya, menebar aroma sedap petang ini. Tapi, aroma hatiku berbeda.

 ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun