Mohon tunggu...
Agus Thohir
Agus Thohir Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I have been a simple man and struggle to study writing and reading in the social phenomena or science that useful for us. Now. I Live in Jakarta, and trying to concentrate to life more life. For visiting my ideas please click http://about.me/agusthohir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mozaik Gempita Mambaca Zaman

31 Desember 2011   11:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terompet-terompet itu bersahutan

Menguasai telinga-telinga ditengah kehidupan

Tanpa mengerti kenapa sore ini begitu ramai

Menyambut gempita di ujung tahun ini

Menjelang lepas tahun ini

Banyak orang merasa kehilangan

Banyak orang melakukan renungan

Harap-harap dalam kecemasan

Disetiap lorong-lorong realitas

Begitu dengan hamparan dari kejauhan

Kitapun tak tahu

Apa sebenarnya disana

Kenapa mereka menghiasi dengan sorak sorai menjelang tengah malam

Ditengah keramaian terlintas kesunyian

Didalam renungan ada celah kehidupan

Rencana-rencana berjajar melintas dikepala manusia

Untuk melabuhkan harapannya

Sederhana, diujung tahun 2011

Dalam lesatan waktu ini

Dalam ruang yang berbeda

Kemeriahan pun direncanakan untuk menyambutnya

Ya, begitulah suasana menjelang tahun baru

Harapan baru

Semangat baru

Realitas baru

Terbuka lebar untuk kita semua

Untuk lebih dalam banyak hal

Untuk beramal

Untuk bersyukur

Untuk berdoa

Untuk menggapai janji Tuhan

Kesempatan itu rahasia yang akan kita terobos

Untuk merencanakan yang lebih berarti

Semoga kita bisa meruat yang berlalu

Menggapai harapan yang telah kita tentukan

Agar esok menampakkan kecerahan

Agar kita mampu meraih cita

Hingga keberhasilan menggendong kebijaksanaan

Tanpa lupa bahwa kita semua adalah hamba

Berusaha membaca zaman untuk menggapai ridhoNya

Kenanga, 17.33.31.11.2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun