Mohon tunggu...
Agustinus Haryanto
Agustinus Haryanto Mohon Tunggu... -

Prinsip Tidak Pernah Putus asa sebelum mencoba dan Menjalankan apa yang disukai dan dimengerti

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lau Debuk Debuk Sudah Berubah

4 Juni 2012   09:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepatnya tanggal 30 Mei 2012 saya beserta keluarga lainnya mengunjungi kota Berastagi. Kota yang terkenal dengan cuaca dingin, sayur mayur yang segar, pemandangan yang indah dan lain sebagainya. Karena tempat ini sudah pernah kami kunjungi, kami mencari tempat yang berbeda dari  sebelumnya yaitu mengunjungi Lau Debuk Debuk. Perjalanan dari kota Berastagi ke Lau Debuk Debuk tidak terlalu jauh, hanya beberapa km saja. Sayangnya saat kami menuju ke tempat tersebut, terlihat PU atau pekerjaan umum sedang mengerjakan perbaikan jalan yang cukup panjang sehingga menimbulkan kemacetan dan kami harus menunggu untuk dapat menuju ke tempat Lau Debuk Debuk. Hampir sekitar 5  hingga 10 menit kami menunggu, akhirnya kami mulai jalan dengan kenderaan yang dikenderai oleh salah satu anggota keluarga kami. Beberapa waktu kemudian kami tiba didepan jalan menuju ke Lau Debuk Debuk. Terlihat billboard tertulis permandian air panas Lau Debuk Debuk. Kami mulai menuju ketempat permandian tersebut. Sebelum masuk kami harus membayar tiket masuk masing -masing Rp. 4000/ Orang. Ketika kami hendak menuju tempat permandian, disisi kanan sudah terlihat lembah-lembah, rumah penduduk dan juga sudah terlihat bukit dan gunung Sibayak yang sudah mengeluarkan asap kecil. Kami berangkat dari Berastagi menuju Lau Debuk Debuk  sekitar jam 12 Siang dimana terik matahari sudah meninggi, tetapi Suasana Lau Debuk  Debuk berbeda dan cuaca sangat dingin walaupun ada sinar matahari. Tapi sungguh disayangkan jalan menuju tempat pemandian rusak parah dan dipenuhi dengan genangan air.  Untungnya kenderaaan yang kami bawa adalah mininus, apabila kenderaan sedan mungkin sangat sulit karena terdapat banyak lobang dan genangan air dibeberapa titik. Berbeda pada saat lampau dengan  sekarang dimana pada pada saat lampau tempat permandian  air panas masih alami dan dikelilingi oleh hutan-hutan yang lebat serta saat menuju tempat permandian kami dilarang untuk berkata kotor atau mencaci maki.

1338803290907480309
1338803290907480309
Sedangkan pada saat ini kami harus mencari semacam villa untuk mandi dan di tempat ini terdapat banyak villa yang menyediakan permandian air panas .Untungnya setelah lelah menuju tempat permandian air panas, kami menemukan villa yang bagus dengan pemandangan yang luar biasa. Kami berhenti dan melihat lokasi dan akhir setuju untuk menggunakan permandian air panas pada salah satu villa dengan harga masuk Rp.4000/ orang. Kami turun dari kenderaan dan menuju tempat permandian. Kami mencari tempat untuk berteduh dan mulai menggunakan celana renang untuk mandi di tempat tersebut. Tidak seperti yang kami bayangkan bahwa tempat permandian air panas  masa lalu masih alami dan dipenuhi dengan hutan-hutan sedangkan saat ini permandian air panas ternyata sama halnya dengan kolam renang dimana air belerang sudah diproses dengan air pegunungan. Walaupun demikian kami tetap mandi dan merasakan air panas Lau Debuk Debuk dengan aroma belerang yang sangat kuat atau keras. Air yang panas tidak menjadikan kami kepanasan walaupun saat itu matahari sangat terik. Kami bisa mencari tempat yang terdapat pepohonan untuk tetap mandi di air panas. Hampir sekitar 1,5 Jam hingga 2 Jam kami berendam pada kolam air panas Lau Debuk Debuk. Akhir kami bersiap siap untuk kembali ke Berastagi. Kami harus melewati jalan yang sama dan ditengah jalan kami menemukan banyak penjual buah dan kami pun berhenti untuk membeli buah-buahan. Buah yang terkenal adalah buah terong belanda dan juga tomat seperti kelereng. Kami hanya membeli terong belanda untuk dibawa pulang. Harga buah ditempat ini tidak murah dan bila dibandingkan dengan Jakarta, mungkin tidak terlalu jauh berbeda. Tapi karena keinginan untuk makan buah segar , hargapun tidak menjadi masalah. Akhirnya perjalanan kami selesai dan kami semua senang karena dapat menikmati suasana alam yang masih murni dan hijau.Perjalanan yang melelahkan dengan banyaknya lobang dan genangan air akhirnya terbayarkan dengan apa yang kami lihat dan kami  nikmati.
13388034621072595601
13388034621072595601
Pegunungan Sibayak dan bukit serta lembah membuat hati kami menjadi senang dan gembira. Kejenuhan setelah bekerja atau aktivitas lain terasa hilang setelah menikmati pemandangan yang indah ditempat ini. Bila anda memiliki waktu, tempat ini layak anda kunjungi dan semoga pemerintah dapat memperbaiki jalan yang menjadi objek wisata yang bagus di Sumatra Utara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun