Penyebab anak tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi yang pertama ialah kecanduan gadget. Satu aktivitas negatif yang sangat berbahaya jika dibiarkan secara terus menerus apalagi jika dalam aktivitasnya tidak sepengawasan orang tua.
Sekalipun demikian, bukan berarti si kecil bebas dari gadget dalam kesehariannya melainkan diberikan pada waktu-waktu tertentu terutama ketika mereka sudah berbuat baik dan berprestasi. Pasalnya, kalau si kecil sudah kecanduan gadget, maka mereka pun akan malas untuk bergaul hingga menjadi sosok penyendiri yang akut.
2. Anak Hidup di Dalam Budaya Serba Tidak Boleh
Jangan sekali-kali Kompasianer membiarkan anak hidup di dalam budaya serba tidak boleh karena ini berpotensi menghilangkan potensi di dalam dirinya. Lebih parah lagi, mereka akan menjadi sosok yang penakut serta memiliki rasa percaya diri yang rendah ketika ingin memulai hal yang baru.
Sekalipun demikian, bukan berarti si kecil harus dibiarkan hidup di dalam budaya bebas sebebas-bebasnya. Paling tidak, orang tua boleh melarang anak jika mereka akan melakukan sesuatu yang sekiranya membahayakan dirinya dan juga orang lain. Jadi, Kompasianer harus cerdas menilai mana perilaku yang boleh dilakukan anak dan mana yang harus dilarang.
3. Memarahi Anak secara Berlebihan
Penyebab anak memiliki rasa percaya diri yang rendah berikutnya ialah kebiasaan orang tua memarahi anak secara berlebihan. Bahkan ada di antara mereka yang tidak segan untuk menjatuhkan tangan tanpa sadar kalau hal tersebut justru akan merusak mental si anak.
Jika anak terbiasa dimarahi bahkan dipukul maka lambat laut si anak akan tumbuh menjadi insan yang penakut. Mereka akan takut salah karena implikasinya mereka akan mendapatkan amarah dari orang tuanya. Alhasil, rasa percaya diri si kecil akan hilang dan mereka tidak lagi memiliki kemampuan untuk berpikir secara kreatif.
4. Pilih-Pilih Pergaulan
Ketika anak masih kecil maka pastikan mereka bergaul dengan siapapun selama masih seusia dengannya. Artinya, tidak ada batasan jumlah pertemanan apalagi sampai memilih teman didasarkan pada status sosial mereka.
Anak yang dibiarkan memilih pergaulan sama saja orang tua telah memupuk kecurigaan yang berlebihan di usia mereka yang masih belum sepantasnya. Sekalipun demikian pengawasan di dalam pergaulan anak tetap harus dilaksanakan untuk mencegah masuknya perilaku tidak baik yang mungkin ditularkan dari pergaulan-pergaulan yang buruk namun bukan berarti harus ada batasan yang berlebihan.