Berpuasa dalam Islam bukan sekadar menahan haus dan lapar di siang hari. Bukan semata urusan jasmani, tapi lebih dari itu, berkaitan erat dengan kesehatan Ruhani dan perbaikan moralitas manusia.
Setidaknya puasa Ramadhan diwajibkan bagi muslimin, untuk menjaga kesehatan lahir dan batin. Yang dapat kita bagi menjadi tiga kategori:
1. Kesehatan Jasmani (Kebutuhan biologis)
2. Kesehatan Ruhani (Spiritual)
3. Kesehatan Moralitas (Akhlakul karimah)
1. Puasa menjaga kesehatan jasmani
Sebagai mahluk biologis, jasmani manusia membutuhkan pemenuhannya agar tetap bertahan hidup. Seperti makan, minum, dan berhubungan seksual. Ketiga poin penting ini tetap harus dipenuhi, dijaga, dan dimenejerial dengan proposional. Puasa Ramadhan, menjadi ruang terapi kesehatan bagi kita yang terbiasa memanjakan kebutuhan jasmani secara berlebihan. Makan berlebihan, minum berlebihan, dan buang hajat semaunya.Â
Sain kedokteran menyepakati bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan bagi jasmani manusia, terutama bagi mereka yang sedang terkena penyakit seperti mag kronis, darah tinggi atau hipertensi, obesitas, dan lainnya. Yang umumnya penyebabnya adalah dari pola makan dan minum yang tidak sehat.
Rasulullah SAW memberi teladan kebaikan, agar kita menjaga adab dalam memenuhi kebutuhan jasmani itu. Terutama saat berbuka puasa, dan makan sahur. Anjuran Rasulullah SAW, "Makanlah saat lapar, dan berhentilah sebelum kenyang." Makan sahur adalah hal utama dalam berpuasa. Umumnya jika seseorang tidak makan sahur, maka puasanya akan dirasa lemas. Maka makan sahur sangatlah penting dan diwajibkan bagi muslimin yang akan berpuasa Ramadhan.
Makan sahur yang baik adalah yang bergizi, dan sehat, serta diniatkan lillahi ta'ala, jangan lupa untuk berdoa dan berniat puasa. Walau menu makannya sedikit tapi memenuhi nilai gizi, itu lebih utama. Makanan yang banyak mengandung serat, serta karbohidrat juga minum air putih yang banyak sangat dianjurkan.Â
Hindari makanan yang mengandung minyak. Sebab, salah satu penyebab rasa haus ketika berpuasa, adalah lantaran minyak yang menempel ditenggorokan. Jika memang harus atau ada makanan yang berminyak (digoreng), usahakan sahur ditutup dengan meminum air hangat atau panas. Agar minyak yang menempel di tenggorokan akan terbawa ke dalam perut, tidak menjadi faktor yang membuat kita kehausan di saat berpuasa.