Pondok Pesantren ternama di Kota kelahirannya, Kota Kulonan. Ia termasuk belum lama menimba ilmu di pondok tersebut. Ia baru berada di tingkat delapan atau kelas VIII jika ia duduk di sekolah umum. Ia mondok baru kurang lebih dua tahun.
Ahmad adalah seorang santri di sebuahSuatu hari, tepatnya waktu menjelang siang, sekitar pukul 10.00 WIB, ada seseorang yang masuk berkunjung dan mengelilingi lokasi pondok. Orang tersebut betul-betul asing bagi para santri di pondoknya Ahmad. Orang itu dipanggil "Mister" oleh Ahmad beserta teman-temannya. Mereka memanggilnya "Mister" setelah mereka mendengar berbicara campur dengan bahasa Inggris. Kedengarannya Mister lebih fasih berbahasa Inggris daripada menggunakan bahasa kelahirannya, bahasa Indonesia.
Pada saat Mister berada di Pondoknya Ahmad. Ia memanggil semua santri yang ia lihat pada saat itu. Belasan santri berkumpul dan berbincang santai bersama Mister. Sesekali, mereka terlihat tertawa mendengar dialek Mister yang kaku menggunakan bahasa Indonesia.
Di sela-sela perbincangan, Mister juga sempat meperkenalkan dirinya dan sebabnya bisa berada di hadapan mereka. Lalu, Mister berkata.
"Boleh aku bertanya?" Ucap Mister dengan dialek baratnya
"Boleh Mister" Jawab santri
"Siapa yang sudah menghapal satu Jus Quran?" Mister bertanya untuk mengetahui banyaknya hafalan para santri.
"Semuanya Mister, kami semua sudah menghafal lebih dari satu Jus" Jawab santri, termasuk Ahmad.
"Waahh...hebaaatt...excellent" Mister memuji mereka, lalu bertanya lagi dengan pertanyaan lain.
"Ada yang bisa ceramah di sini?" Mister bertanya lagi.
"Ini Mister...ini Mister...Ahmad namanya". Sahut santri.