Mohon tunggu...
Agustan Ogut
Agustan Ogut Mohon Tunggu... Guru - A Father, Teacher, Reader, Writer

Menulis untuk mengikat ilmu, berbagi, dan keabadian. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PMO Ke 2 Level Sekolah: Menawarkan Berbagai Solusi dalam Implementasi Sekolah Penggerak Angkatan 3

24 Oktober 2023   07:59 Diperbarui: 24 Oktober 2023   08:06 2271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Forum Pokja Manajemen Operasional (PMO) level sekolah merupakan salah satu kegiatan pendampingan dari beberapa kegiatan pendampingan pada Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan 3. PMO kali ini merupakan PMO ke 2 bagi sekolah penggerak angkatan 3 yang dilaksanakan di bulan Oktober. PMO ke 1 dilaksanakan pada bulan Agustus kemarin.

Kegiatan PMO dilakasanakan via daring dan berlangsung selama kurang lebih 2 jam pelajaran. Pelaksanaannya juga setiap 2 bulan persatuan pendidikan, dengan kata lain melangkahi 1 bulan saja. Seperti, kegiatan PMO ke 1 dilaksanakan di bulan Agustus, PMO ke 2 di bulan Oktober ini, PMO ke 3 rencana akan dilaksanakan di bulan Desember. Begitu seterusnya sampai pada PMO ke 6 di bulan Juni 2024.

Kegiatan PMO PSP Angkatan 3 dibimbing dan dipandu langsung oleh Fasilitator Sekolah Penggerak. Sedangkan, peserta lainnya adalah pengawas sekolah, kepala sekolah, guru-guru pada sekolah penggerak tersebut. Untuk peserta dari unsur guru, ada satuan pendidikan yang mengikutkan semua gurunya. Namun, ada juga yang mengikutkan sebagian dari guru mereka. Tergantung dari sekolah masing-masing jika dianggap perlu. Namun, sesuai dengan panduan, PMO minimal diikuti oleh Fasilitator, Pengawas sekolah, Kepala sekolah, dan 2 guru perwakilan atau peserta yang dimaksud adalah mereka yang tergabung dalam Tim PKP sekolah.

Secara umum kegiatan PMO bertujuan untuk mendiskusikan dan menyepakati akar masalah berkaitan dengan hasil belajar murid yang dianggap prioritas untuk diselesainkan oleh satuan pendidikan dalam iplementasi sekolah penggerak. Namun, PMO ke 2 di bulan Oktober ini, di sekolah kami SMPN 11 Palopo dilaksanakan untuk mendiskusikan, menemukan akar masalah serta menentukan solusi dari masalah yang teridentifikasi pada implementasi hasil PMO ke 1. Fokus pembahasan pada PMO ke 2 kali ini adalah menemukan solusi dari akar masalah yang muncul pada implementasi hasil PMO pertama.

Sebagai pelaksana program sekolah penggerak angkatan 3, SMPN 11 Palopo mengikuti PMO ke 2 pada hari Sabtu malam tanggal 21 Oktober 2023 sekitar pukul 20.00 -- 22.45 WITA. Pelaksanaannya berlangsung kurang lebih dua jam pelajaran. Waktu tidak terasa berlalu begitu cepat. Kami asyik berdiskusi, memberi saran dan menawarkan solusi terhadap hasil implementasi PMO pertama.

Hasil pelaksanaan PMO pertama masih ada kendala yang kami hadapai. Termasuk, sebagian guru belum menyelesaikan modul ajar mereka. Mereka masih kurang percaya diri dalam menyusun modul ajar. Selain itu, kendala yang lainnya adalah kegiatan literasi dan numerasi peserta didik belum maksimal pelaksanaannya. Dari data rapor Pendidikan, tingkat literasi numerasi peserta didik belum mencapai kompetensi minimum. Mereka masih berada pada level capaian dasar, sehingga peningkatan literasi numerasi peserta didik di sekolah kami perlu menempuh langkah-langkah konkrit.

Pada dasarnya ada dua akar masalah yang masih muncul dari hasil implementasi PMO pertama, yaitu pada aspek guru dan peserta didik. Dari aspek guru, masih ada sebagian guru yang belum menyelesaikan modul ajarnya. Sedangkan pada aspek peserta didik, kegiatan peningkatan literasi dan numerasi mereka belum berjalan maksimal.

Dua akar masalah tersebut terus dicarikan solusinya dalam forum PMO kali ini. Semua peserta diskusi menawarkan solusi atas akar masalah yang muncul. Beberapa solusi yang ditawarkan di antaranya:

  • Memaksimalkan peran aktif peserta Komunitas Belajar (Kombel). Setiap guru perlu diberi peran menjadi narasumber pada kegiatan Kombel sekolah. Narasumber sebaiknya membahas dan mendiskusikan hal yang menjadi kendala dalam penyusunan modul ajar. Secara terjadwal, setiap guru menjadi narasumber terkait penyusunan modul ajar. Hal ini diharapkan juga dapat meningkatkan kepercayaan diri guru dalam menyusun modul ajar.
  • Kepala sekolah perlu melaksanakan Coaching terhadap guru yang belum menyelesaikan modul ajarnya. Tiap guru memiliki karakter yang berbeda. Ada guru yang suka diperingati terkait tupoksinya. Ada juga yang malah sebaliknya tidak suka ditegur atau diperingati. Kepala sekolah harus mengetahui pendekatan yang perlu ditempuh untuk menghadapi berbagai karakter yang ada. Kepala sekolah dapat melakukan pendekatan coaching untuk terus memotivasi dan meningkatkan kinerja mereka.
  • Untuk peningkatan literasi dan numerasi peserta didik, peserta diskusi menawarkan agar dalam proses pembelajaran, guru memaksimalkan peningkatan literasi numerasi mereka. Guru sebaiknya merancang kegiatan pembelajaran dan asesmen yang memprioritaskan peningkatan literasi numerasi peserta didik. Guru perlu membuat asesmen yang mampu membuat mereka bernalar dan berfikir kritis. Namun, dalam hal ini, guru perlu tetap tidak mengabaikan karakteristik dan keberagaman kompetensi peserta didik.
  • Masih peningkatan literasi numerasi peserta didik, peserta PMO juga menyepakati perlu ada intervensi dari sekolah mengenai peningkatan literasi numerasi mereka. Menyediakan sarana pojok baca di setiap kelas, menciptakan lingkungan sekolah yang kaya literasi, dan mengaktifkan kelompok belajar literasi numerasi sekolah yang telah dibentuk merupakan langkah yang ditempuh sekolah untuk meningkatkan literasi numerasi peserta didik. Sebagai informasi bahwa di sekolah kami sudah terbentuk kelompok literasi nemurasi siswa. Kami beri nama SERASIH (Semangat Literasi Numerasi Hebat). Kelompok ini akan memiliki program rutin setiap pekan. Di dalamnya akan ada kegiatan yang sifatnya memberi motivasi peserta didik agar terus mau berliterasi numerasi. Kegiatannya juga tidak monoton, fleksibel, dan menyenangkan (Fun).

Kegiatan PMO ke 2 di sekolah kami menawarkan beberapa solusi penting untuk peningkatan kompetensi guru menyusun modul ajar dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Saran dan gagasan yang disampaikan oleh peserta PMO tidak memiliki arti penting jika tidak disertai dengan komitmen, semangat yang tinggi, dan kolaborasi yang kuat dari semua warga sekolah, terutama pendidik dan tenaga kependidikan, serta Tim PKP sekolah penggerak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun