Mohon tunggu...
Agust Setya
Agust Setya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengasah Otak dengan sering menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalanan Rusak karena Ulah Kontraktor

20 November 2013   10:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:54 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi bilamana hujan tiba jalanan di kota Yogyakarta tak jauh beda dengan kota Jakarta. Macet-macet di hampir semua sisi jalanan utama Yogyakarta. Semua orang tua tak segan-segan mengelurkan alat trasportasinya yang aman dan membebaskan dari kerepotan. Mobil-mobil berjajar antri setiap mendekati trafik-light, antrian panjang bisa mencapai 300 meter atau bahkan lebih.  Lihat saja jalan-jalan di Yogyakarta tiap perempatan atau pertigaan ada trafik-light hingga terjadi macet karena antrian mobil di trafik-light perempatan satu ke perempatan selanjutnya terlalu dekat.

Kemacetan tidak semata akibat hujan di pagi hari dan banyaknya trafik-light di perempatan-perempatan. Kota Yogyakarta yang sebentar lagi akan kedatangan para pemudik dan wisatawan dari luar kota sampai pekan kedua di bulan November belum siap untuk menerimanya. Permasalahan yang sangat mengganggu jalanan di kota Yogyakarta rusak dan perbaikannya tidak sempurna akibat peasangan Boc Culvert dan jaringan-jaringan kabel.

Pengguna jalan memang tidak tahu pasti maksud pemasangan Boc Culvert dan saluran airnya, karena daerah yang jarang terjadi banjir malah di gali dan dipasangi Boc Culvert dan perbaikannya tidak sempurnya.  Pemakai jalan yang melintas jalan yang telah dipasangi Boc Culvert perlu ekstra hati-hati pada saat ini.  Jalan yang telah diperbaiki lagi ternyata terdapat beberapa lubang jalan akibat kurang baiknya pengembalian jalan, tidak hanya itu penutup Boc Culvert tidak rata dengan jalan, ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih dalam dengan bahu jalan. Akibatnya pengguna jalan bisa terjatuh bila melaluinya.  Saat ini pula di jalan-jalan utama kota yogyakarta masih ada alat-alat berat yang digunakan di parkir sembarangan. Di ruas jalan tertentu ada yang memarkirkan didekat trafik-light ada pula yang memarkir di tikuangn jalan.

Kemacetan juga adanya ulah kontraktor yang mengerjkan saluran-saluran komunikasi dengan memasang kabel-kabel melintasi jalan-jalan dengan cara menggali dan menanam kabel di bagian tepi jalan. Pemasangan juga dilakukan pada masa hujan tiba dan tidak segera diselesaikan ditiap ruas jalan yang dipasanginya. Tak bisa dipungkiri lagi banyak lubang jalan dan gundukan tanah di tepi-tepi jalan.

Dengan adanya pemasangan Boc Culvert dan jaringan kabel tentunya harus ada pengawasan dari pihak pemerintah  setempat,  mereka tentunya harus mengajukan ijin gangguan tanpa sisipan amplop untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan.  Dan pihak pemerintak setempat harus rajin untuk cek dan menegur bila terjadi penyimpangan, bukan karena mendapat tambahan amplop tidak mau menegur bila mana terjadi gundukan akibat pemasangan Boc Culvert yang terlalu tinggidan adanya lubang karena pemasangan terlalu rendah.  Demikian juga untuk pemasangan kabel-kabel jaringan komunikasi harus segera di selesaikan supaya gungukan-gundukan tanah tidak menggangggu terlalu lama.

Rusaknya jalan memang bukan semata akibat hujan deras dan banjir namun juga akibat ulah kontraktor yang melalukan perbaikan jalan  tanpa mengembalikan dengan sempurna. Disamping itu kontrol pemerintah terlalu lunak, akibatnya perbaikan tidak sempurna dan asal-asalan karena telah memberikan tambahan biaya (amplop tanda cinta) ke petugas-petugas.

Sebagai masyarakat Yogya memang mengharapkan segera diselesaikan proyek-proyek yang ada di sekitar jalan - jalan di Yogjakarta, Bentar lagi banyak wisatawan datang ke Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun