Mohon tunggu...
Agust Setya
Agust Setya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengasah Otak dengan sering menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Voting SMS apakah itu Valid?

28 Mei 2013   14:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:54 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini terjadi perguncingan masalah Voting SMS, juga poling SMS entah itu dalam kancah politik maupun dalam dunia hiburan yang berhadiah. Bisa dibayangkan keuntungan dari Provider telepon seluler bila ada Poling dan Voting melalui sarana SMS. Hitung saja satu SMS dalam nominal, dan biasanya sekarang harga SMS sudah cenderung murah dan masih banyak lagi kortingnya, 5 SMS free SMS ke semua operator. Bahkan ada yang lebih murah lagi sekian SMS free SMS seharian ke semua operator dan lainnya.

Karena harga yang tidak ada artinya lagi maka saat ini nomer telepon seluler merjadi barang yanghabis pakai, beli karena ada bonus paket SMS, paket internet dan lainnya dan setelah paket habis nomer tidak diperpanjang melainkan kartu di buang beli nomer dengan kartu lain dan provider lain. Untuk masalah kebijakan penggunaan nomer HP yang habis pakai tentunya ada yang lebih kompeten untuk berdiskusi di forum ini.

Dengan banyakknya nomer hp yang tidak tahu aktif tidaknya nomer itu, maka penulis sangsi akan penyelenggaraan poling dan voting melalui penggunaan SMS yang sering terjadi saat ini. Bisa dimengerti untuk mendapatkan voting banyak bisa jadi cari sponsor dan donatur untuk mendapatkan pendukung banyak tanpa harus tahu dari siapa dan berapa orang dibelakangnya. Bisa jadi pendukungnya hanya segelintir orang tetapi sanggup membeli nomer kartu perdana untuk diaktifkan dan digunakan untuk voting. Disamping itu dengan modal uang banyak bisa melakukan cara seperti cerita caleg-caleg yang mencari pendukung dengan membagikan amplop biar terpilih. Dari hal inilah tentunya poling dan voting yang dilakukan dengan menggunakan cara SMS bisa dinyatakan tidak valid. Beda dengan cara telepon langung dan atau tatap muka.

Untuk kasus pemenang Indonesia Idol, Indonesia berbakat, Xfaktor dan lainnya serta beberapa acara televisi yang menentukan pemenangnya menggunakan voting SMS memang tidak dapat menjadi pilihan yang terbaik. Pemenang memang akan dapat eksis di dunia hiburan bila ada managernya yang sanggup membawa untuk tampil terus dan tentu saja manager juga akan bisa jalan bila didukung sponsor, begitu juga sponsor akan mau jadi sponsor bila ada hasil timbal balik dengan pembelian produkyang dia bawa.

Dengan demikian untuk apa melakukan debat dan kekecewaan berat bila pilihan dalam pemilihan bintang di dunia hiburan tidak sesuai harapan. Untuk dapat menjadi bintang di dunia hiburan “artis” memang butuh modal banyak, memang ada yang berhasil hanya dengan modal sedikit dan modal bakat murni, namun yang menjadi artis dadakan tentunya sangat mahal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun