Mohon tunggu...
AGUS SUWARNO
AGUS SUWARNO Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik yang senang membaca dan menulis

Kang Guru dari lereng gunung Slamet, Banyumas,

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Tanggul Indah Banjir Kanal Timur , Tak Seindah Namanya

29 Juli 2021   21:03 Diperbarui: 28 Januari 2023   12:34 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar nama Tanggul Indah Banjir Kanla Timur Semarang bagi orang yang belum paham nama tersebut tentu akan berpikir bahwa tempat tersebut  adalah tempat yang indah sesuai namanya. Tergambar tanggul sungai yang dihiasi taman penuh bunga dengan fasilitas bermain dan taman berkumpul masyarakat.Bayangan  hal-hal yang menyenangkan kalau saja berkunjung di tempat itu. Namun demikian bayangan tersebut akan berbalik 180 derajat setelah mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya lokasi tersebut.

Tanggul Indah (TI) Banjir Kanal Timur Semarang keberadaannya sudah berpuluh-puluh tahun. Di masa kecil Saya, tahun 70an keberdaan tempat ini menyebabkan masyarakat yang tinggal di sekitar mendapat stigmasi begatif. TI dikenal sebagai salah satu lokasi prostusi kelas bawah di kota Semarang. Berlokasi di sekitar jembatan Majapahit TI pada malam hari ramai dikunjungi para lelaki hidung belang berkantong tipis dan penjaja cinta sesaat  kelas kambing. Dengan hanya berlaskan rumput tanggul dan beratapkan langit malam mereka menikmati  indahnya suasana tepi sungai Banjir Kanal Timur.

Keberadaan TI di malam hari memunculkan aktifitas ikutan dari kegiatan prostitusi di lokasi tersebut. Pedagang makanan dan minuman banyak yang datang menjajakkan dagangannya. Dampak ikutan yang lainnya adalah munculnya gubuk-gubuk liar di bawah jembatan dan sekitarnya. Keberadaan gubuk-gubuk liar di sekitar TI semakin banyak. Sehingga lokasi TI tumbuh menjadi perkampungan kumuh. Penghuni TI sendiri tidak hanya para penjaja cinta sesaatsaja tetapi  juga para pemulung dan para pekerja non formal lainnya.Dampak lainnya adalah lokasi ini rawan terhadap aksi kriminalitas.

Dampak bagi masyarkat sekitar diantaranya munculnya stigmasi negatif. Sewaktu saya kecil seringkali diledek dengan sebutan "Cah TI". Padahal  tempat tinggal saya jauh dari TI sekitar 2 Km. Tentu saja sebutan " cah TI" membuat saya dan teman-teman malu., karena diidentikkan  dengan aktifitas prostitusi dan kriminalitas yang ada di tempat itu. Sehingga tidak jarang banyak teman-teman sewaktu sekolah merahasiakan tempat tinggal mereka yang relatif dekat dengan TI.

Pemerintah Kota Semarang berulang kali berupaya menggusur prostitusi Tanggul Indah. Penggusuran paling besar terjadi pada 2009 lalu. Nyatanya Tanggul Indah bangkit lagi. Pad Tahun 1998 di masa setelah reformasi bahkan di sepanjang tanggul BKT marak bangunan-bangunan liar di sepanjang tanggul. Dengan bekal bendera merah putih dan partai politik banyak warga yang mendirikan bangunan liar. pada saat itu kegiatan prostitusi semakin marak dengan munculnya tempat karaoke liar. Sebagiaman penataan pemukiman liar, penataan TI juga tidaklah mudah. 

Saat ini Pemerintah Kota Semarang sangat serius dalam pengendalian banjir. salah satu program yang dilakukan adalah normalisasi dan pembangunan sungai Banjir Kanal Timur. Normalisasi dan pembangunan BKT dengan memindahkan ribuan warga dan pedagang di sepanjang sungai itu, diperkirakan akan lebih baik dari Banjir Kanal Barat. Pada normalisasi Banjir Kanal barat  dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti lanskap taman, air mancur dan sebagainya yang bisa menjadikannya multifungsi baik sebagai pengendali banjir dan wisata.

Dengan adanya normalisasasi dan pembanguanan sunga Banjir Kanal Barat diharapakan lokasi TI tidak lagi tumbuh. Lokasi yang dikenal dengan tempat prostusi dan kriminalitas  sebaiknya direhabilitasi menjadi tempat yang ramah untuk aktifitas warga. Tentu saja ini dilakukan secara humanis dengan memperhatikan kelangsungan hidup para penghuninya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun