Pengalaman yang dialami pasangan Asido dan Felicia, saat akan melakukan pemberkatan perkawinan di Katedral, bisa menjadi momen yang special plus bagi mereka berdua. Momen special karena mereka akan menerima pemberkatan perkawinan. Plusnya adalah pelayanan ekstra yang tak terduga, berupa kawalan simpatik dari peserta aksi 112.
Memang benar, kalau toh bukan saudara seiman, tapi masih saudara sebangsa dan sekemanusiaan. Itu yang membuat para peserta aksi 112 spontan membantu pasangan yang akan melaksanakan pemberkatan perkawinan.
Suara Hati dan Akal Budi
Pada dasarnya, setiap orang jika dalam kondisi tenang, tanpa emosi yang berlebih, maka suara hati masing-masing individu akan selalu ‘terdengar’, untuk kemudian akal mengolahnya. Karena tidak ada interest pribadi dan emosi negatif yang menggelayuti, maka output nya bisa sejalan dengan yang diingini suara hati, yaitu perbuatan baik. Jadilah orang-orang ini, menolong pasangan Asido dan Felicia secara spontan.
Suara hati atau hati nurani, adalah keputusan akal budi untuk menentukan hal yang baik/ benar dari setiap tindakan kita. Sedangkan akal budi, adalah bagian dari jiwa manusia. Alat dari jiwa adalah otak manusia, yang meliputi unsur pikiran, emosi (perasaaan) dan kehendak.
Dengan pikirannya, manusia dapat berpikir untung rugi. Dengan perasaannya, manusia dapat mengasihi, membenci dan marah, serta dengan kehendaknya, manusia dapat memilih baik dan buruk. Akal budi adalah kehendak manusia untuk memilih hal yang baik dan buruk. Hati nurani adalah kehendak manusia untuk selalu memilih dan berbuat baik/benar.
Suara Hati, Membuat Setiap Individu Ingin Berbuat Baik.
Pertolongan spontan kepada Asido dan Felicia, dengan memberi jalan, mengiringi dan memayungi calon pengantin menuju Katedral, adalah ekspresi dari pilihan mendengar dan bertindak berdasar suara hati. Bisa jadi selain suara hati, ada perasaan mengasihi kepada sesama manusia. Selain itu, pikiran untung rugi juga mungkin terlibat, dan karena ada keuntungan yang bisa diraih, maka mereka melakukan perbuatan baik tersebut.
Keuntungan tidak melulu materi, namun bisa berbentuk kepuasan batin atau keuntungan lain seperti demi nama baik. Saya berharap, mereka melakukan itu karena memang spontan datang dari suara hati dan perasaan mengasihi.
Sejatinya, setiap individu punya  kecenderungan untuk berkehendak melakukan perbuatan baik, karena suara hati terus menuntunnya untuk menuju kebaikan. Untuk melakukan perbuatan baik, yang dibutuhkan hanyalah kebebasan akal budi dari orang tersebut untuk memilih perbuatan baik atau buruk, tanpa pengaruh atau profokasi pihak lain.
Emosi dan Pikiran Negatif, Membuat Suara Hati Tersisih.