Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sikap Abraham (Ibrahim) dan Lot (Luth) terhadap LGBT

28 Desember 2017   12:38 Diperbarui: 28 Desember 2017   12:56 2033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:indonesia.ucanews.com

Sebenarnya tidak terlintas untuk menuliskannya, karena saat itu saya merasa sudah cukup menikmati segala diskusi, debat, bahkan saling caci pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap kaum Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender atau yang disebut LGBT, melalui media TV dan medsos. Namun, menjadi tergelitik untuk ikut nimbrung menuangkan apa yang ada di kepala ini, setelah melihat video viral 'kakak-adik' disangka gay dan ternyata salah.

Stigma bahwa perilaku kaum LGBT haram, menjijikan dan dosa besar sudah semakin luas tertanam ke sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini yang mendorong mereka untuk terus menyuarakan penolakan dan sanksi hukum bagi perlaku LGBT.

Dunia medsos dengan segala informasinya sangat berperan besar dalam merubah pandangan sebagian masyarakat terhadap LGBT. Dari yang semula menerima menjadi menghindar. Dari menghindar menjadi menolak dan menentang. Yang semula menolak dan menentang, sebagian tergerak untuk beraksi di dunia nyata dengan bertindak layaknya 'polisi moral' yang berhak menegur, mengintimidasi dan mempermalukan mereka yang dicurigai sebagai LGBT tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan secara matang dan beradab.

Saya jadi membayangkan seandainya LGBT masuk dalam KUHP dan bisa dipidanakan, maka bisa diprediksi akan semakin marak tindakan-tindakan sepihak dari orang-orang yang sudah jijik dan membenci kaum ini. Mereka akan merasa mendapat legitimasi untuk melakukan tindakan 'koreksi moral' kepada siapa saja yang 'mereka anggap' berperilaku menyimpang dari norma masyarakat. Peristiwa salah sangka 'kakak-adik' akan semakin banyak terjadi dengan kadar dan bentuk yang berbeda.

Lalu, bagaimana sebaiknya kita bersikap? Bagaimana masyarakat Indonesia yang terkenal relegius menyikapi kaum LGBT yang secara kuantitas semakin banyak ini?

Bagi para agamawan, terutama agama samawi, kaum LGBT adalah orang yang menyalahi kodrat Ilahi sebagai manusia dan dianggap sebagai dosa besar. Mereka juga berpendapat bahwa Tuhan pun membenci kaum LGBT, sehingga pernah suatu masa kota-kota yang dihuni oleh mereka dihancurkan Tuhan hingga tak bersisa. Ya, yang dimaksud adalah kisah kota Sodom dan Gomora.

Kasih Abraham (Ibrahim) dan Lot (Luth) yang Layak Ditiru.

Sebagai penganut Kristen, saya akan berbagai kisah tentang sikap dan tindakan Abraham dan Lot terhadap rencana Tuhan untuk menghancurkan Sodom dan Gomora. (Saya sadur dari artikel saya di media lain).

Dalam kitab Kejadian:18:16-33, dikisahkan bahwa Malaikat Tuhan mengunjungi nabi Abraham dan memberitahunya bahwa Sodom dan Gomora akan dihancurkan, karena orang-orangnya telah melakukan dosa berat. Tidak tertulis bahwa dosa berat tersebut karena penduduknya LGBT, meskipun ada tertulis bahwa orang-orang Sodom yang mendatangi rumah Lot adalah orang penyuka sesama jenis.

Justru yang menarik untuk disimak adalah sikap yang ditunjukan oleh nabi Abraham akan rencana Tuhan tersebut. Abraham tidak serta merta diam dan mengiyakan rencana Tuhan itu, namun dia berusaha agar murka Allah tidak terjadi.

Mula-mula Abraham memohon kepada Tuhan untuk tidak melenyapkan kota-kota itu demi lima puluh orang benar yang mungkin juga tinggal di situ. Tuhan pun berfirman tidak akan melenyapkan kota itu jika didapati ada lima puluh orang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun