Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Akademik LCC Tasikmalaya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hutan Gunung Sawah Lautan Simpanan Kekayaan

6 April 2013   09:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:39 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagaimana jika Indonesia tanpa hutan? ini adalah pertanyaan yang global. Bagaimana jika suatu negara tidak memiliki kawasan hutan?

Sekarang ayo kita perhatikan letak kota kita, atau pekarangan rumah kita. Jika di pekarangan rumah kita tidak ada tumbuhan. Minimal rumput. Apa yang kita rasakan?

Panas.

Gersang.

Seperti di dunia lain. Seperti di planet lain.

Lebih parah lagi, akan mengakibatkan banjir, longsor dikarenakan curah hujan kita.

Polusi udara. Jika tidak ada tanaman siapa yang akan mendaur oksigen?

Apakah kita sudah bersiap kehilangan produsen kita? Bahan makanan kita, sumber daya alam kita.

Mungkin itu yang akan saya jawab ketika ada pertanyaan bagaimana jika kita kehilangan hutan kita.

Secara langsung atau tidak langsung kita sangat bergantung pada alam. Maka pada apa yang kita butuhkan haruslah dirawat, dijaga atau bahasa anak sekolahnya diperbaharui.

Coba perhatikan lirik dari lagu ibu pertiwi ini:

Kulihat ibu pertiwi.

Sedang bersusah hati.

Air matanya berlinang.

Mas intan pun terkenang.

“Hutan gunung sawah lautan simpanan kekayaan.”

Kini ibu telah lara,

Merintih dan berdo;a.

Ya. Hutan, gunung, sawah dan lautan adalah sumber daya alam kita yang harus dijaga.

Dalam pelajaran geografi letak negara kita sangat strategis. Terhimpit di dua benua dan dua samudera yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada keanekaragaman hayati dan hewaninya.

Sungguh subur negara kita. Dan yang menandakan subur tidaknya Indonesia dilihat dari hutannya.

Jika adalam pelajaran pengetahuan lingkungan hutan juga bisa dijadikan aset jual beli karbon.

Tidak cukup hanya dengan bangga dan kagum. Tapi kita harus menjaganya.

Dimulai dari kesadaran untuk menjaga milik kita.

Semoga di blog yang lain pembaca bisa menambah kekurangan saya dalam menyampaikan pendapat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun