Ibu, aku datang
Selamat sore, bu, maaf aku baru bisa datang
Bukan berarti aku telah melupakanmu. Tidak ... sama sekali tidak
Ada yang ingin aku ceritakan padamu, bu. Tentang banyak hal
Hampir enam bulan tidak singgah dirumahmu, ternyata sudah banyak yang berubah sekarang.
Rumput dikiri dan kanan sudah memanjang. Hampir lebih tinggi sedikit dari rumahmu
Cat yang dulu telah aku pulas juga sudah mulai memudar. Tersiram cahaya mentari yang terus bersinar dan guyuran hujan yang mungkin tanpa penghalang.
Tahukah, bu? ada banyak sekali yang berubah setelah sepuluh tahun yang lalu?
Aku benar-benar merasa sepi dan sendiri
Ibaratnya pelangi, aku ini tak berwarna
Seperti rembulan aku ini tak berseri
Ibaratnya laut aku ini tak ber-arus
Dan ibaratnya tidur aku ini tanpa mimpi.
Tak ada yang dapat aku jadikan tempat bersandar ketika aku sedang menangis, bu
Tak ada yang dapat mengerti tentang senyumku yang tak berseri
Tak ada yang paham apa yang aku inginkan ketika aku sedang bermanja
Hanya ibu yang ada dalam hatiku. Hanya dirimu
Bu, aku membawa ini untukmu. Aku tahu engkau teramat menginginkan ini
Sepotong jubah bergaris dan sebuah topi hitam berpita. Engkau pasti suka.
Aku kira engkau sekarang gembira bu, itu kulihat dari cahaya lembayung yang begitu mempesona
Dan semua berkat doa mu bu. Aku paham itu
Bu, maafkan aku tak sering berkunjung kerumahmu
Bukan berarti aku tak rindu, atau berusaha melupakanmu
Maaf bu, hari mulai beranjak gelap
Aku takut tetangga sebelah rumahmu iri dengan kedatanganku
Aku pamit dulu bu, doa-mu adalah pengantar perjalanan hidupku
Bu, aku pulang.
Kusimpan ini di atas rumahmu, bu.
Sebagai hadiah terbaik, dan impian yang sangat ingin engkau wujudkan dahulu.
Aku pamit bu.
Selamat malam.
Rdk-02-10-18