Mungkin ada sebuah istilah " Jika kita berteman dengan tukang pandai besi maka kita akan memiliki bau yang sama seperti mereka atau jika kita berteman dengan penjual minyak wangi kita akan mendapatkan bau yang sama. Istilah ini merupakan sebuah penjelasan mengenai pengaruh lingkungan khususnya lingkungan pertemanan.
Berapa banyak orang yang awalnya baik namun ketika berada dilingkungan yang buruk maka kondisi dan sikap dia juga ikut-ikutan buruk. Hal ini berarti sangat signifikannya lingkungan menjadi faktor penentu bagaimana seseorang tersebut meskipun tidak semua.
Itulah yang terjadi pada anak-anak yang dibentuk dari lingkungan mereka. Lingkungan bisa berarti lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan dan lingkungan masyarakat. Pada dasarnya semua berpengaruh besar terhadap sikap dan mental anak. Patut diperhatikan orang tua adalah bagaimana menjadikan anak nyaman berada dilingkungannya karena jika berada dalam lingkungan yang tidak kondusif akan membuat anak mendapatkan masalah kedepannya.
Ada banyak orang tua yang merasa menyekolahkan anak dan membuat lingkungan merasa baik baik saja tapi kadang orang tua tidak memperhatikan dengan siapa anaknya bergaul. Ujung-ujungnya adalah anak lepas kontrol apalagi ketika orang tua merasa lingkungan kondusif itu dengan pandangan ketercukupan materi tanpa perhatianyang banyak karena sibuk bekerja untuk memenuhi materi tersebut.
Pada saat itu terjadi interksi anak lebih banyak bergaul dengan temannya ketimbang orang tuanya sehingga ketika mereka berada dalam masalah solusipun mereka dapatkan dari teman mereka bukan dari orang tuanya dan kadang solusi yang diberikan tidak tepat sehingga disitulah kenegatifan anak terjadi.
Penting diperhatikan adalah menjalin hubungan yang baik pada anak bukanya hanya berfokus pada keterpenuhan materi saja akan menjadikan anak menjadi lebih baik. Anak kita buka perlu materi karena cinta yang mereka inginkan adalah waktu yang harus diberikan orang tuanya untuk mereka. Sudahkah anda merasa cukup memberikan waktu untuk anak anda ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H