Benjor, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, merupakan pedesaan yang masih perawan.  Tidak banyak yang tahu kalau jauh dari keramaian kota Malang  yang sudah mulai  berpolusi, ada suatu desa yang bernama Benjor. Udara masih sangat segar, jernih dan sejuk, cocok untuk rekreasi kesehatan. Di desa ini penduduknya masih ramah-ramah. Begitu kita datang, penghuni desa akan menyapa dengan ramah. Menganggap yang hadir di situ adalah saudara, apalagi sebangsa dan setanah air, mereka merasa mempunyai tetangga baru.  Di desa yang relatif terpencil tersebut, kita bisa melihat nuansa desa yang sepi, kontur pegunungan dengan lereng agak tajam yang menghijau.  Di kiri kanan jalan yang sudah bisa dilewati mobil, kita bisa melihat kebun tebu dan apel milik warga desa yang mendominasi pemandangan,  selain itu  durian, pepaya  ketela, mangga dan sebagainya. Â
Jarak dengan Kota Malang sekitar 15km, mudah ditempuh dengan sepeda motor maupun roda empat ke desa yang perawan ini. Â Desa ini juga dekat dengan jalur pendakian ke Gunung Bromo. Bagi pelancong yang tahu, akan mampir sejenak ke Benjor dan sekitarnya untuk sekedar istirahat menikmati keindahan alamnya, sambil selfi atau update status demgan keluarga atau kolega.Â
Jika anda sudah sering ke Kota Malang maupun ke kota Batu, maka di kota tersebut telah terasa padat dan sesak dihuni oleh perumahan, hotel dan apartemen, sehingga nuasa  pedesaan dan pegunungan menjadi sangat berkurang. Maka mampirlah ke desa Benjor menikamati udara segar, sekedar melewati saja atau istirahaat sejenak, maka dijamin kepenatan anda akan hilang.Â
Bagi para pelancong yang suka wisata agro, berbagai macam buah-buahan bisa dilihat di desa ini, mulai dari pepaya, durian, mangga bahkan sayur-sayuran banyak tersedia di desa ini.Â
Jika anda sudah bosan dengan kafe-kafe modern di Batu atau di Malang, maka di Desa Benjor ini masih ada warung kopi yang kuno dan primitif, tetapi itulah kelebihannya, tidak ada polusi hiasan dinding, cat maupun besi dan alumnium yang mengganggu pemandangan, tetapi warung  tersebut terbuat dari pilar pilar bambu dan kursi mejanya juga terbut dari bambu. Sangat alami dan orisinil. Jangan berharap ada makanan-makanan modern misalnya mie atau roti di warung tersebut, tetapi yang ada hanyalah makanan makanan tradisional misalnya pisang goreng,  tempe goreng, jemblem, rondo royal, kacang rebus, ketela rebus.  Wuihh... ini merupakan makanan impian bagi mereka yang sudah berumur yang telah puluhan tahun hidup di kota dengan makanan -makanan modern yang telah dipoles dengan berbagai budaya penyedap dan pengawet. Ini betul-betul merupakan nostaligia masa lalu. Ngobrol santai dengan teman-teman atau warga yang kebetulan mampir, merupakan suatu kenikmatan yang langka. Â
Air terjun juga merupakan tempat untuk mengistirahatkan batin, menjernikan pikiran dari hirup pikuk kesibukan pekerjaan modern yang tidak ada habisnya. Pesona air terjun tersebut yaitu Benjor Pine Camping Ground. Di sini kalau membawa anak-anak bisa bermain air jernih sepuasnya. Banyak burung-burun liar masih berkeliaran di sekitar rerimbunan air terjun.
Mampirlah ke desa benjor  jika akan bernostaligia dengan alam pedesaan yang perawan. Beberapa dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang sudah berkunjung ke sana, menggali potensi desa dalam bingkai kegiatan pengabdian masyarakat. Beberapa dosen tersebut antara lain Agus Sumanto, Santi Merlinda, Lustina dan beberapa mahasiswa. Mereka berniat ke depannya untuk mengembangan wisata di desa tersebut tanpa merusak orisinalitas alamnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI