Ahok dan WTS

Soal Ahok, harus terlihat jelek, berita fitnah tidak ada urusan, yang penting order masuk, duit dapat, itulah prinsip Penulis Intrik Penyebar Isue [ PIPI ]  WTS, siapa orangnya ????...... kasih tau ngak ya ???... Tapi pembaca Kompasiana sudah pasti tau orang yang saya maksud. Kalau menuduh kan nanti bisa dilaporkan ke Bareskrim.

Orangnya moralis, dan memegang teguh prinsip etika, tapi isi tulisannya fitnah dan tulisannya daur ulang , komentar yang tidak sesuai dengan keinginannya di hapus, itu pertanda arek culun [ pinjam istilah revaputra ] dan kata teman teman, orangnya  suka mewek dan curhat seperti anak kecil.

Merasa lebih pintar dari orang lain dan seolah punya data yang komplit soal Ahok, sehingga menulis kepada Presiden Jokowi agar tulisannya dibaca dan menegur Ahok.. dia pikir datanya paling lengkap dari pada data Presiden Jokowi. Teman saya bilang dadi opo koen, ngisin ngisi'i ae. ngerapek ngerapek kaya arek cilik. ora isin blasss. ada juga komentar yang mengatakan kenapa tidak mengadu ke PBB saja ? ..... 

Memalukan, itu  kalau masih punya malu, kalau sudah tidak punya malu itu yang menjadi soal. [ pinjam Istilah Maragritho Kamis ] . demi uang tidak penting soal malu, yang penting dapat duit, sama dengan WTS [ Wartawan Tanpa Surat [ Kabar dan tidak punya kartu pers ] , 

Soal Penulis Intrik Penyebar Isue, [ PIPI ] jadi ingat sekarang lagi rame soal bangkitnya PKI. melihat penulis penyebar Intrik Penyebar Isue, pola yang dipakai adalah membangkitkan kebencian dengan menyebar isue dan menebar Intrik untuk membenturkan pihak pihak pro dan kontra. sama dengan pola PKI menyebar isue dan membenturkan.mengatakan KPK sudah masuk angin, TNI/ Polri  sudah dibeli

Moral dan Etika jadi pegangan menulis itu Jargonnya, sehari 2 sampai 3 artikel. lumayan hidup dari menulis fitnah dan bangga sebagai penulis bayaran.

Ini tulisan ngawur terinspirasi  meniru tulisan ngawur.  itu saja sih .