Mohon tunggu...
Agus Setiawan
Agus Setiawan Mohon Tunggu... -

Banyak yang belum ku pahami

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Tanda....

29 Juli 2012   09:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:29 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13435532961447860951

bandungmendung-exclusive.blogsome.com

Begitu banyak tanda atau ayat yang ada di alam semesta maupun yang ada didalam diri sendiri yang bisa dibaca oleh manusia. Tanda-tanda ini diadakan untuk membantu manusia memahami dirinya sendiri maupun untuk memahami lingkungan sekitarnya dan bisa juga untuk memahami keberadaan Nya bagi yang mempercayai-Nya. Bagi orang bijak jaman dahulu, tanda-tanda yang ada ini digunakan untuk menandai kapan datangnya musim berburu, kapan musim ikan akan datang, kapan waktu yang tepat untuk mulai bercocok tanam dsb.

Namun adanya tanda yang ada ini bisa juga  digunakan untuk memahami makna takdir dengan lebih bijak bagi yang mempercayai bahwa takdir itu sudah ditetapkan jauh sebelum diciptakan. Banyak yang menganggap apabila takdir sudah di tetapkan bisa menjadikan manusia bersifat pasif dalam menjalani hidup, sebagai contoh, banyak orang yang perpendapat kalau sudah di takdirkan kaya ngapain capek-capek kerja kalau takdirnya kaya kan nanti juga kaya, kalau sudah ditakdirkan jadi orang baik ngapain susah-susah beribadah toh nantinya tetep jadi orang baik.

Akan tetapi mungkin tidak harus seperti itu dalam memahami takdir, Tuhan Yang Maha Bijaksana tidak henti-hentinya mengobral kasih dan sayang Nya dengan memberikan tanda-tanda supaya bisa dibaca oleh umatNya. Apabila ada orang tidak malas dalam bekerja, tidak malas menuntut ilmu, tidak malas mencari peluang untuk memajukan usahanya itu tanda-tandanya dia akan diberi kemudahan mendapat materi. Bila seseorang rajin kesawah, tidak malas untuk memupuk, menyirami, menyiangi dll itu tandanya dia akan memperoleh panen yang berlimpah.

Apabila seseorang masih merasa iri bila tetangga punya mobil baru, dengki bila teman sekantor begitu cepat naik pangkat, lebih senang orang lain sengsara, dll mungkin itu adalah tanda bagi orang yang tersiksa, dan bila seseorang peduli sesama, tengangrasa, tepaslira,  menjalankan ibadah dan amalan kebaikan sesuai keyakinan dengan ikhlas dan penuh kesadaran mungkin itu tanda-tanda mendapatkan nikmat.

Apabila tahun ini buka puasa tidak lagi peduli lauknya ayam apa tempe, tidak peduli minum kolak tujuh macam apa cuma air putih saja, tidak lagi peduli mudik pake mobil baru apa naik bus gratis, dan mau silaturahmi kepada sanak saudara, tetangga untuk saling memaafkan itu mungkin tanda kalau kesalahan-kesalahan sudah dihapuskan, seperti terlahir kembali.

Tapi MENDUNG TAK SELALU HUJAN, jadi jangan sombong dan merasa lebih unggul bila ibadahnya lebih banyak dari orang lain dan kemudian mengklaim dialah yang paling selamat, dan jangan pula merasa kecil hati bila masih bergelimang dengan kesalahan-kesalahan, karena semua itu hanyalah tanda-tanda kasih sayang dan keadilan Nya, hanya DIA lah yang bisa memastikan apa yang akan terjadi, semuanya itu hanyalah tanda-tanda untuk dibaca dan dipahami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun