Kabar mengejutkan datang dari proses pemilihan presiden Amerika Serikat 2024. Sebuah usaha pembunuhan terjadi atas Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, Sabtu (13/7). Sang calon presiden beruntung hanya mengalami luka di telinga dan tidak terlalu serius.
Kabar semacam ini tidak akan mengejutkan jika terjadi di negara luar Amerika Serikat. Mungkin di wilayah Amerika Latin ataupun Asia dan Afrika. Sebab potensi semacam ini sangat besar kemungkinan terjadi.
Hal mengejutkan karena kejadian horror tersebut terjadi di Amerika Serikat yang konon memiliki Tingkat keamanan level dewa. Menjadi pertanyaan besar dengan lolosnya Thomas Matthew Crooks, sang pelaku ke Lokasi kampanye Trump.
Remaja berusia 20 tahun ini mampu mencari sebuah tempat strategis di ketinggian dan melepaskan 5 tembakan dengan senapan semi otomatis AR-15 nya. Meski pada akhirnya sang penembak tewas di tangan Secret Service AS.
Kondisi tidak mengkhawatirkan dari Donald Trump terungkap ketika dirinya hadir dalam Konvensi Partai Republik yang digelar di Milwauke, Wisconsin. Niat semula menunda perjalanan ini telah dibatalkan.
Kehadiran Donald Trump dalam konvensi ini sangat penting. Sebab dalam konvensi yang mulai digelar 15 Juli ini dilakukan pengukuhan Donald Trump sebagai calon presiden Partai Republik yang akan bertarung di tahun ini.
Bersamaan dengan pengumuman itu, Donald Trump pun mengumumkan cawapres yang akan mendampinginya. Dan pilihan Donald Trump jatuh pada JD Vance, senator dari Ohio.
Langkah cepat Trump ini bukan tidak mungkin akan memberikan dampak positif bagi perjalannya. Usaha pembunuhan yang menimpa dirinya ditambah dengan langkah cepatnya dalam Konvensi menjadi bukti sikap pantang mundurnya.
Kalau di Indonesia, biasanya tokoh yang mendapat 'musibah' akan mendapat simpati dari pemilih. Jika hal ini berlaku juga di Amerika Serikat, bisa saja akan terjadi pada Trump.
Beberapa hari sebelumnya, Trump pun menerima hasil positif dari perkara yang tengah membelitnya. Hal itu terjadi ketika hakim menolak dakwaan kasus dokumen rahasia yang menimpa Trump.